REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fasilitas yang diberikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tidak memenuhi lifestyle kalangan menengah ke atas. "Mereka mana mau disuruh berobat ke puskesmas," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia Julian Noor, Selasa (4/3). Kalangan seperti ini sudah memilikk gaya hidup tersendiri ketika dilanda sakit.
Julian mengatakan, Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang diberikan BPJS tidak sesuai dengan cara berobat kalangan elit. Mereka yang berada di golongan ini tidak akan terima harus bersusah payah mengantri di rumah sakit. Apalagi berobat ke Puskesmas atau Klinik.
Kekhawatiran akan timbul saat masyarakat justru hanya menganggap BPJS sebagai sebuah kewajiban membayar iuran saja. Tetapi malas mengurus klaim karena fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. Hal ini justru akan menjadi beban ekonomi baru bagi masyarakat. Sebab harus membayar dua asuransi sekaligus untuk kesehatan apabila memiliki asuransi dari perusahaan swasta.
Julian juga mengatakan bahwa fasilitas BPJS sebenarnya hanya cocok dengab masyarakat menengah ke bawah. Sebab mereka tidak akan memikirkan mengenai pelayanan karena gratis. Akan sangat berbeda bagi masyarakat menengah ke bawah yang berpendidikan. "Pemerintah harus memikirkan dampak yang satu ini," kata Julian.