REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kemacetan di Kota Jakarta tak hanya dikeluhkan pemilik kendaraan pribadi, tetapi juga pengguna transportasi publik.
Pemerhati kota, Rommy mengatakan, jumlah kendaraan yang meningkat setiap tahunnya tidak diimbangi dengan penambahan ruas atau infrastruktur jalan.
"Inilah salah satu penyebab utama kemacetan di ibu kota," ujar penggagas Gerakan #betterjkt itu, Selasa (4/3).
Menurut calon anggota DPD dari daerah pemilihan DKI Jakarta ini, kemacetan tak hanya terjadi pada pagi hari, namun juga pada saat siang hari.
"Ketika siang pun, tetap masih banyak ruas jalan di beberapa pusat kota juga mengalami kemacetan yang cukup parah. Jadi hampir setiap waktu Jakarta tidak pernah lepas dengan masalah kemacetan," cetus Rommy.
Menurutnya, untuk mengatasi kemacetan sudah banyak rencana yang sedang dibahas dan juga program yang sedang dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "Walaupun apa yang dilakukan saat ini terbilang belum bisa menekan angka jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalanan ibu kota," ungkap Rommy.
Ia menyarankan agar Pemprov DKI mencoba lagi banyak hal yang baru yang belum pernah dilakukan, salah satunya seperti "bike sharing".
"Program 'bike sharing' dapat dilihat banyak di banyak kota-kota di Negara maju seperti Melbourne, Brisbane, Milan, Dublin, Paris dan masih banyak lagi," tutur Rommy.
Di dalam negeri pun, kata dia, Kota Bandung juga sudah memiliki program serupa. Dengan mendirikan kios atau terminal sepeda di penjuru kota, setidaknya warga kota dapat menggunakan sepeda untuk jarak yang cukup pendek.
"Sistem menyewa sepeda dengan menitipkan kartu identitas selayaknya dapat memberikan kontribusi dalam upaya penanggulangan masalah kemacetan," cetusnya.