Selasa 04 Mar 2014 06:35 WIB

Harga Gabah Tinggi, Petani Kecil Gigit Jari

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gabah
Foto: Antara/Asep Fagthulrahman
Gabah

REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Menjelang panen musim tanam rendeng 2013/2014, harga gabah semakin melambung. Namun, tingginya harga gabah itu tak bisa dinikmati para petani kecil. 

 

Bahkan, beban mereka semakin bertambah karena kondisi tersebut menyebabkan harga beras di pasaran naik.   Informasi yang dihimpun Republika dari sejumlah sentra padi di Kabupaten Indramayu, Senin (3/3), harga gabah simpan saat ini telah mencapai  Rp 6.000 per kg. 

 

Besaran harga itu lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP).   Berdasarkan Inpres No 3 Tahun 2012 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah, HPP GKP di tingkat petani hanya Rp 3.300 per kg dan GKP di tingkat penggilingan Rp 3.350 per kg. 

 

Sedangkan GKG hanya mencapai Rp 4.150 per kg di tingkat penggilingan, dan Rp 4.200 per kg di gudang Bulog.   ‘’Harga gabah saat ini sangat tinggi karena belum masuk masa panen. Jadi ya sesuai hukum pasar, saat pasokan barang sedikit, harga akan naik,’’ kata Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, kepada Republika, Senin (3/3).   

 

Namun, lanjut Sutatang, tingginya harga gabah itu tak bisa dinikmati para petani kecil. Pasalnya, mereka sudah tidak memiliki simpanan gabah karena langsung dijual saat panen untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mereka saat ini justru menderita karena tingginya harga gabah membuat harga beras di pasaran tinggi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement