REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Central Asia akan mengganti semua kerugian nasabahnya yang disebabkan tindak kriminal pembobolan mesin ATM oleh sejumlah warga negara Malaysia.
"Kerugian nasabah akan kami ganti, karena ini bukan kelalaian, tapi kalau karena kelalaian, misalkan kartu ATM ditaruh di mana saja, itu tidak akan kami ganti," kata Direktur Utama BCA, Jahja Ahmadja, saat konferensi pers di Markas Besar Kepolisian Indonesia, Jakarta, Senin (3/3).
Total kerugian nasabah sementara ini dilaporkan sekitar Rp 1,2 miliar dari 112 nasabah.
Dia menjelaskan motif pembobolan itu sudah pernah terjadi sebelumnya. Untuk itu dia mengimbau para nasabah untuk menutup angka-angka ketika menekan pin agar tidak terekam kamera dan skimmer.
Pengungkapan aksi pembobolan sejumlah mesin atm tersebut bermula dari pelaporan BCA pada 25 Februari 2014.
Polisi telah menangkap enam pelaku warga negara Malaysia yang membobol ATM BCA di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Enam orang itu, di antaranya Khor Chee Sean (26), Saw Hing Woo (27), Teh Chen Peng (24), Lee Chee Kheng (31), Ong Lung Win (24) dan Ooi Choo Aun (42). Sementara 15 lainnya masih dikejar.
Mereka ditangkap di Pelabuhan Batam ketika akan melintas ke Singapura dan Johor Baru, Malaysia, setelah beraksi di empat rumah sakit, yakni Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (8/2), Rumah Sakit Pondok Indah (13/2), Rumah Sakit Husada (14/2) dan Rumah Sakit Borromeus, Bandung (15/2).
Pengungkapan itu dimulai dari rekaman CCTV pada 8-15 Februari, yakni pelaku menggunakan skimmer dan kamera untuk merekam data strip magnetik pada kartu ATM. Kamera itu merekam nomor PIN pemegang ATM asli.