Ahad 02 Mar 2014 14:44 WIB

Pembersihan Sedimen Abu Vulkanik di Yogyakarta Butuh Rp 2,8 M

Rep: Yulianingsih/ Red: Fernan Rahadi
 Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2).    (Antara/Noveradika)
Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dampak abu vulkanik Gunung Kelud di Yogyakarta hingga kini masih terasa. Bahkan tumbukan abu vulkanik di saluran irigasi dan saluran air hujan maupun limbah masih menjadi pekerjaan panjang Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil).

“Pembersihan saluran drainase dari sedimen abu vulkanik dengan pelumpuran ini berdasarkan perhitungan dibutuhkan sekitar Rp 2,8 miliar,” kata Kepala Kimpraswil Kota Yogyakarta Toto Suroto Ahad (2/3).

Menurutnya anggaran pelumpuran drainase itu cukup besar, karena semua drainase sudah kemasukan abu vulkanik. Alokasi anggaran itu sudah diajukan dalam APBD 2014 dan kini tinggal menunggu pencairan.

Pelumpuran drainase dengan penyemprotan air untuk mengangkat sedimen abu vulkanik. Ketebalan abu vulkanik dalam saluran drainase sekitar 10 sentimeter. Panjang saluran drainase di Kota Yogyakarta sekitar 317 kilometer.

“Pekerjaan dilakukan bertahap. Karena ini cukup besar pekerjaan lain yang bisa ditunda, ditunda. Kebetulan tahun anggaran ini tidak pembangunan fisik besar dari Kimpraswil,” ujarnya.

Jika pelumpuran tidak dilakukan, dikhawatirkan saat  musim hujan nanti saluran drainase tidak berfungsi secara maksimal. Sebelum pelumpuran, Kimpraswil Kota Yogyakarta sudah membersihan abu vulkanik di setiap lubang aliran masuk (inlet drainase). Hal ini untuk memperlancar aliran dan antisipasi genangan saat hujan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement