Jumat 28 Feb 2014 09:55 WIB

Badung Tiadakan Pawai Ogoh-ogoh, Ada Apa?

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Bilal Ramadhan
Ogoh ogoh Bali
Foto: Antara
Ogoh ogoh Bali

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Guna menjaga suasana tenang menjelang Pemilu 9 April mendatang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, Bali, membuat surat edaran agar masyarakat tidak mengadakan pawai ogoh-ogoh (boneka kertas berukuran besar) pada malam pengerupukan. Surat edaran bernomor 003.2/130/DISBUD tanggal 13 Januari 2014 itu, dikirimkan ke seluruh desa dan banjar di Kabupaten Badung.

"Untuk menjaga agar suasana tetap tenang dan aman, dalam kaitan kegiatan pengerupukan, agar aktivitas masyarakat tidak menimbulkan suara keras, misal suara ledakan dan sejenisnya," bunyi surat yang ditandatangani Bupati AA Gde Agung.

Pawai ogoh-ogoh merupakan kreasi anak-anak muda untuk menyambut Nyepi, dengan membuat bonek kertas berukuran besar dengan berbagai rupa. Larangan pawai ogoh-ogoh juga ditujukan untuk menghindari adanya muatan politik dalam pawai itu.

Beberapa kali kreasi yang muncul dalam wujud ogoh-ogoh adalah tokoh-tokoh tertentu, seperti sebelumnya muncul ogoh-ogoh Inul Daratista yang sedang goyang ngebor, juga ogoh-ogoh Anas Urbaningrum yang digantung di Monas.

Gde Agung menyebutkan, bahwa pelaksanaan Nyepi dimulai pada 31 Maret 2014 pukul 06.00 WITA dan akan berakhir pada 1 April 2014 pukul 06.00 wita. Selama pelaksanaan Nyepi, seluruh aktivitas masyarakat dihentikan.

Sedangkan instansi pemerintah yang bersifat memberikan pelayanan umum, agar menyiapkan karyawan yang bertugas, sebelum pelaksanaan Nyepi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement