Kamis 27 Feb 2014 16:49 WIB

Sibuk Nyaleg, Kunker DPR ke Yogya Hanya Diikuti 3 Orang

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Muhammad Fakhruddin
Agus Hermanto
Foto: Antara
Agus Hermanto

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -  Ketua Komisi X  DPR RI Agus Hermanto mengaku terpukul karena kunjungan kerja spesifik Komisi X DPR RI ke Pemda DIY yang direncanakan diikuti oleh 13 orang anggota, tetapi ternyata yang bisa hadir hanya tiga orang.

''Sebagai pimpinan rombongan saya betul-betul terpukul. Terus terang baru sekali ini saya menjadi ketua rombongan mengalami seperti ini. Ini memprihatinkan dan minta maaf,''kata Agus pada wartawan, usai berdialog tentang perpustakaan dengan Tim dari Pemda DIY , di Gedung Pracimosono, Kepatihan Yogyakarta, Kamis (27/2).

Menurut dia, ada 10 anggota DPR RI yang tidak hadir karena kebanyakan sibuk di dapil dan berjuang di partainya masing-masing. ''Ini memang waktu paling sulit karena tahun politik yang akan menghadapi hajat besar. Tadi yang menelepon saya tidak hadir hanya dua karena sakit,''tuturnya.  

Meskipun yang datang dalam kunjungan ini hanya tiga orang, tetapi dia yakin  seluruh yang disampaikan cukup mewakili.  Dari Pemda DIY yang menerima kunjungan  Komisi X DPR RI  antara lain: Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemda DIY Sulistyo, Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY Budi Wibowo, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY K Baskara Aji.

Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX yang membacakan sambutan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Pemda DIY mengembangkan  "Yogya Library for All" (Perpustakaan untuk Semua) . Perpustakaan tersebut diharapkan bisa terwujud 2020.

Perpustakaan yang dikelola oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY tersebut bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta . Tujuannya untuk mempermudah akses saling berbagi pengetahuan antara lembaga pendidikan dan pengetahuan.

Agus mengungkapkan UU No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan sampai saat ini belum ada peraturan pemerintah dan  belum memberi dampak terhadap perkembangan perpustakaan di Indonesia karena masih rendahnya minat baca masyarakat yang ada, serta penyelenggaraan perpustakaan kurang standar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement