REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Kamus Bahasa Lampung yang ditulis ahli bahasa dari Belanda HN Van Der Tuuk dan tersimpan di Belanda sejak abad 18 dikembalikan Belanda ke Indonesia. Penyerahan diberikan ke wakil masyarakat Lampung Juperta Panji Utama oleh Kepala Erasmus Taalcentrum Kedutaan Besar Belanda Kees Groeneboer di Hotel Emersia Bandarlampung, Kamis (27/2).
Juperta Panji Utama adalah Direktur Lampung Peduli, lembaga yang menjadi fasilitator utama pengembalian kamus ini ke Lampung.
Penyerahan kamus bahasa Lampung ini dirangkai dengan diskusi publik bertema 'Mengembalikan Harga Diri Lampung Kamus Bahasa Lampung Pertama karya HN Van Der Tuuk' dan diikuti 75 undangan dari elemen pemerintah, aktivis budaya, komunitas pecinta sejarah, akademisi, budayawan dan wartawan.
HN Van Der Tuuk adalah ahli bahasa lapangan yang meneliti daerah Lampung pada 1868-1869, sedangkan kamus Bahasa Lampung ini adalah yang pertama yang setelah sekitar 1,5 abad tersimpan di Belanda.
Kamus Bahasa Lampung yang pertama disusun tersebut dibuat saat Van Der Tuuk menetap di Lampung (1868-1869) di tepi Sungai Seputih.
Tak banyak yang mengetahui kamus tersebut tersimpan di perpustakaan Universitas Leiden Belanda selama sekitar 1,5 abad dan diperkirakan belum ada orang Lampung yang pernah melihat bentuk dan isi kamus ini.
Pengembalian kamus Bahasa Lampung mendapat sambutan banyak dari peminat bahasa dan akademisi di Lampung.
Penulis Kamus Bahasa Lampung Indonesia terbitan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Junaiyah HM, mengatakan, langkah ini adalah awal dari langkah besar pembenahan Bahasa Lampung.
"Hal penting yang harus dilakukan setelah ini adalah membuka kembali jurusan Bahasa Lampung itu kembali, itu langkah nyata untuk melestarikan bahasa," kata dia.
Sementara aktivis bahasa Farida Aryani menilainya salah satu momen penting karena bahasa adalah "ibu" dari budaya. "Kamus ini merupakan harta yang sangat berharga bagi budaya Lampung ke depan," tambahnya.