Rabu 26 Feb 2014 23:54 WIB

Keretakan Tanah Cukup Parah Melanda Ambon

Tanah retak
Foto: Antara
Tanah retak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua tahun sudah sekitar 300 kepala keluarga (KK) di Batu Gaja, Kecamanan Sirimau, Ambon, Maluku menelan kepedihan. Akibat tanah tempat rumah mereka berdiri mengalami keretakan parah. 

Keretakan tanah terjadi di dalam rumah warga, halaman, maupun jalan akses di permukiman tersebut dengan ketinggian bervariasi. Keretakan tanah mengakibatkan dinding rumah retak-retak, bahkan belasan rumah ambruk dan rusak berat.

Menurut warga setempat, keretakan tanah tersebut terjadi sejak Januari 2012 lalu. Peristiwanya terjadi tiba-tiba, selanjutnya bertambah parah seiring hujan dengan intensitas tinggi sejak 1 Mei 2012. 

Pun, sejumlah gempa tektonik yang mengguncang Kota Ambon menambah parah kerusakan rumah warga, termasuk jalan akses. Mau tidak mau, sebanyak 300 KK mengungsi di Gedung Serba Guna PLN Ambon dalam kondisi hidup seadanya.

Mereka tidur hanya beralaskan tikar dan kerap diserang penyakit. Mantan Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI (Purn) Suaidi Marasabessy terkejut dengan kondisi yang terjadi di Ambon ini.

"Saya sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi di Ambon. Ini tidak bisa dibiarkan karena ini artinya pemerintah daerah tidak cepat tanggap," kata Suaidi mengomentari keretakan tanah di Ambon, Selasa (25/02). 

Caleg Partai Demokrat dari Daerah Pemilihan Maluku ini mengatakan harus ada pertemuan dua kementerian, yakni Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian Sosial (Kemensos). 

"Mereka adalah pihak-pihak yang berkompeten untuk menyelesaikan masalah keretekan tanah di Ambon ini," ujar Suaidi.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement