Selasa 25 Feb 2014 20:26 WIB

Jokowi: Jakarta tak Darurat Banjir

Rep: Halimatus Sa'diyah/Antara/ Red: Karta Raharja Ucu
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Wihdan/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak akan menyatakan Ibu Kota berada dalam status tanggap darurat banjir meski hujan deras mengguyur wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) beberapa hari terakhir.

Wong enggak ada hujan juga, kan?”kata Jokowi di Jakarta, Senin (24/2). Padahal, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan masih akan mengguyur Jabodetabek hingga Maret mendatang. Namun, Jokowi tidak merasa perlu memberlakukan status tanggap darurat banjir.

“Asal hujannya tidak deras sekali dan tidak menyebabkan banjir besar, saya kira tidak perlu status itu,” kata pria asal Solo tersebut.

Kawasan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi satu dari sekian wilayah DKI yang terendam air akibat hujan sejak Sabtu (22/2). Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan mengatakan bahwa banjir di Rawa Buaya akibat aliran sungai meluap melintasi kawasan Kali Angke, Kali Karang, Marina, Kali Sentiong, dan Kali Sunter.

Sebagai antisipasi Dinas PU akan memasang turab (sheet pail), pintu air, dan pompa berkapasitas besar agar debit air ke kawasan tersebut bisa lebih dikontrol. Beberapa wilayah lain di DKI Jakarta yang juga terkena banjir akibat belum terpasangnya turab, yakni Pesanggarahan, Angke, dan Sunter.

“Tahun 2014 kita baru mulai pemasangan sheet pail. Setelah anggaran turun, langsung kami kerjakan. Tapi, itu memakan waktu sekitar dua tahun baru selesai. Pokoknya kami mulai dululah. Salah satunya itu yang Rawa Buaya,” kata Manggas.

Selain Rawa Buaya, Jalan S Parman atau tepatnya di depan Mal Ciputra dan Universitas Tarumanegara menjadi langganan banjir usai hujan lebat. Jokowi mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan jalanan tersebut selalu digenangi air. Pertama, karena Jalan S Parman tidak memiliki mulut air yang cukup untuk mengalirkan air hujan menuju drainase. Kedua, karena air Kali Grogol sering meluap ke jalan.

Dalam kasus pertama, kata Jokowi, Dinas Pekerjaan Umum sudah menyiagakan pompa di pinggir sungai. Fungsinya untuk menyedot air dari jalan untuk dibuang ke kali. Selain itu, pada kasus kedua, perlu dibuat tanggul untuk menahan agar air kali tidak meluap ke jalan. “Makanya, sekarang ini tanggul kalinya sedang ditinggikan supaya air tidak melimpas ke jalan,” ujar Jokowi saat meninjau pembangunan tanggul, Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement