REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak mau ikut campur dengan urusan PT Jakarta Monorail yang dianggap senang berpesta. Padahal, proyek Monorel yang akan mereka bangun saja hingga kini belum ada kejelasan lantaran belum ada perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Memang itu uang siapa? Kan uang mereka. Untuk apa kita 'ngurusin," kata gubernur yang akrab disapa Jokowi ini di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/2).
Setelah melakukan grounbdreaking pada 16 Oktober lalu, PT Jakarta Monorail menggelar acara mewah dalam rangka peluncuran logo baru di Hotel Mulia, Jakarta Selatan. Acara tersebut menghadirkan bintang tamu penyanyi Titi DJ.
Sebelumnya, mereka juga sempat menggelar pameran prototype Monorel di lapangan Monas selama satu bulan serta sayembara pemberian nama serta logo bagi Monorel. Kegiatan pameran yang digelar pada Juni hingga Juli 2013 tersebut menghabiskan dana Rp 50 miliar.
Sikap berbeda justru ditunjukkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Wagub yang akrab disapa Ahok itu menyayangkan seremonial mewah yang dilakukan mewah yang dilakukan PT JM. Menurut dia, uang miliaran rupiah harusnya digunakan untuk membayar tiang kepada PT. Adhi Karya.
"Harusnya uang hura-hura itu dipakai buat bayar hutang ke Adhi Karya," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini.
Bila Jokowi optimistis dengan proyek Monorel, Ahok justru terlihat ragu. Dia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan memberi syarat tegas apabila PT JM masih menyanggupi membangun Monorel.
"Patokan kita sederhana saja. Dia siapkan uang jaminan lima persen dari total nilai proyek. Selain itu koridor satu harus selesai dibangun tiga tahun. Kalau tidak, semua barang yang dia bangun akan jadi milik Pemprov tanpa ganti rugi apa pun. Kalau dia mau silakan, kalau tidak ya sudah," kata Ahok dengan tegas.