Rabu 19 Feb 2014 06:58 WIB

Jutaan Meter Kubik Lahan Dingin Ancam Lereng Kelud

 Warga memantau aliran lahar dingin Gunung Kelud yang melintasi Kecamatan Puncu, Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/2). (Republika/Adhi Wicaksono)
Warga memantau aliran lahar dingin Gunung Kelud yang melintasi Kecamatan Puncu, Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/2). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pasca erupsi Gunung Kelud diperkirakan ada sekitar 50 juta meter kubik material lahar yang berada di sekitar lereng Gunung Kelud. "Sekitar 50 juta meter kubik lahar dingin kini berada di sekitar lereng Gunung Kelud, apalagi akibat cuaca terakhir ini, mudah jadi banjir lahar dingin," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (18/2) malam.

Sutopo menjelaskan hujan deras yang menguyur wilayah Gunung Kelud sejak pukul 15.00 WIB, telah menyebabkan banjir lahar dingin di sungai-sungai di daerah Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang.

Lahar dingin tersebut membawa material pasir, batu, dan kayu.

"Tentu saja 50 juta meter kubik tersebut tidak akan terjadi sekaligus. Tergantung dari hujan yang terjadi," jelas dia.

BNPB mencatat setidaknya ada lima rumah dan satu mushola yang kini terendam banjir lahar dingin. Kendati demikian tidak ada korban jiwa dari banjir lahar dingin tersebut. Sementara itu di Kabupaten Malang, banjir lahar dingin terjadi di Sungai Sono dan Sungai Sambong, yang kemudian mengakibatkan putusnya satu jembatan kecil yang menghubungkan antara Dusun Pait, Kutut, Klangon, Munjung, Sedawon dengan Desa Pandansari.

Dari peristiwa tersebut tercatat dua rumah hanyut, namun belum diketahui apakah terdapat korban jiwa dari banjir tersebut. Untuk mengantisipasi banjir lahar dingin yang kemudian semakin parah, BNPB telah membangun sabo sabo dam yang mampu menampung 14,5 juta meter kubik.

Sungai-sungai yang ada menampung 14 juta meter kubik, sehingga dam sabo dan sungai mampu menampung 28 juta meter kubik. "Masyarakat diimbau selalu waspada. Jauhi bantaran sungai saat banjir lahar dingin," pungkas Sutopo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement