REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pascaerupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam lalu, instalasi listrik di kawasan Kabupaten dan Kota Kediri mengalami kerusakan. PT (Persero) PLN Distribsi Jatim memperkirakan biaya perbaikan tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 800 juta.
“Sedikitnya 30 ribu jaringan mati akibat erupsi tersebut. Saat ini kami berupaya mengembalikan aliran listrik itu untuk menunjang aktivitas warga,” kata Supervisor Humas PT PLN Distribusi Jatim, Pinto Raharjo, Selasa (18/2).
Menurutnya, pasokan listrik sangat dibutuhkan di daerah bencana. Selain untuk penerangan, juga untuk menghidupkan alat komunikasi serta informasi yang dibutuhkan warga. Untuk itu, pihaknya sudah membentuk tim untuk meninjau kerusakan jaringan.
Adapun daerah yang menjadi sasaran antara lain di Malang ada dua rayon yakni Batu dan Ngantang. Kemudian Kediri, tiga rayon diantaranya Pare, Gerogol dan Blitar. Hingga saat ini, aliran listrik di sejumlah daerah tersebut, belum terpantau normal.
“Sampai sekarang ini kawasan bencana itu masih dalam tahap pemulihan, mulai dari pembersihan Travo yang diselimuti abu agar bisa dinyalakan kembali,” ujarnya.
Perhitungan PLN biaya pemulihan kerusakan jaringan listrik (termasuk Travo) sebesar Rp 700 - 800 juta. Kebutuhan tersebut diperkirakan mampu menghidupkan kembali listrik seperti sedia kala.