Senin 17 Feb 2014 11:54 WIB

Alhamdulilah, Hujan Hijaukan Malang

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Damanhuri Zuhri
Hujan Deras, Ilustrai
Foto: Antara
Hujan Deras, Ilustrai

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Hujan yang mengguyur Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), Ahad (16/2) sore hingga malam membuat wilayah Kabupaten Malang yang sebelumnya tertutup abu vulkanik Gunung Kelud, Jatim kini menjadi hijau.

Warga Desa Pondokagung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jonah (33 tahun) mengatakan, hujan yang menyiram wilayah Kabupaten Malang Ahad sore merupakan hujan yang pertama kalinya pascaerupsi Gunung Kelud, Kamis (13/2) malam.

''Saya senang akhirnya hujan turun karena bisa menghilangkan abu vulkanik di jalanan, rumah hingga tanaman,'' katanya kepada Republika saat di posko pengungsian di Kecamatan Kasembon, Ahad (16/2) sore.

Dia menyebutkan, Kecamatan Kasembon merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Malang yang paling parah terkena abu vulkanik Gunung Kelud.

Jonah khawatir kalau hujan tidak turun, justru membuat jalanan licin. Ini karena jalanan yang masih tertutup abu vulkanik.

Pantauan Republika di lapangan, hujan cukup deras terjadi Ahad (16/2) sejak pukul 14.10 WIB hingga malam harinya sekitar pukul 18.30 WIB.

Hujan membuat hamparan sawah, pohon, dan hutan di Payung, Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang hingga Kecamatan Kasembon, Senin (17/2) hari ini terlihat hijau.

Pemandangan tersebut sangat berbeda dibandingkan pada Sabtu (15/2). Tidak hanya itu, hujan juga membuat warna genteng rumah warga kembali seperti semula yaitu warna asal. Abu yang beterbangan juga sudah jauh berkurang.

Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah membersihkan jalanan yang ditutupi abu vulkanik. Kini abu-abu itu sudah ditempatkan di karung beras. Pemerintah juga mengerahkan alat berat untuk membantu mengeruk abu.

Namun demikian, hujan membuat jalanan yang ditutupi abu terasa bergelombang ketika dilalui kendaraan. Jalanan bergelombang karena abu mengeras. Selain itu, abu juga masih beterbangan di Kecamatan Ngantang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement