Senin 17 Feb 2014 09:32 WIB

Pengungsi Kelud di Kediri Diminta Pulang Petugas?

Rep: Nur Aini/ Red: Muhammad Hafil
 Sejumlah warga berada di posko pengungsian di Kantor Kecamatan Ngelegok, Blitar, Jatim, Jumat (14/2).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah warga berada di posko pengungsian di Kantor Kecamatan Ngelegok, Blitar, Jatim, Jumat (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Meski status Gunung Kelud berstatus awas, Pemerintah Kabupaten Kediri mengeluarkan himbauan kepada pengungsi laki-laki agar pulang untuk membersihkan rumah. Himbauan tersebut dikeluarkan karena aktivitas Gunung Kelud menurun.

Himbauan agar pengungsi laki-laki pulang dikeluarkan melalui situs resmi Pemkab Kediri. Dikonfirmasi mengenai himbauan tersebut, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo  mengakui ada himbauan agar laki-laki pulang. "Himbauan dikeluarkan, walaupun masih status awas, tapi gejala erupsi sudah menurun," ungkapnya kepada Republika, Senin (17/2). 

Himbauan untuk pulang tersebut dikatakan Adi hanya berlaku untuk pengungsi laki-laki dan pada siang hari. Pengungsi diminta kembali ke posko pengungsian pada malam hari. 

"Dari panitia, yang kemarin pulang ke rumah silakan kembali ke pengungsian lagi. Tapi, untuk perempuan, anak-anak, lansia, dan mereka yang sakit dilarang balik ke rumah," ungkapnya. 

Untuk mencegah warga kembali ke rumah, Adi mengklaim petugas sudah ketat dalam mengawasi pengungsi. "Kalau ada warga yang pulang dan tidak mau kembali, itu keinginan mereka sendiri," ungkapnya. 

Meski demikian, pantauan Republika di Desa Satak, Kecamatan Puncu, pengungsi laki-laki memilih tidak kembali ke pengungsian. Mereka beralasan, ada ternak dan harta benda yang dijaga. "Ternak tidak ikut dievakuasi," ujar warga Desa Satak, Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement