Ahad 16 Feb 2014 18:45 WIB

Jumlah Pengungsi Sakit di Kediri Melonjak 90 Persen

Rep: Nur Aini/ Red: Maman Sudiaman
Pengungsi erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menikmati nasi bungkus yang didistribusikan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU pada Sabtu (15/2).
Foto: Istimewa
Pengungsi erupsi Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, menikmati nasi bungkus yang didistribusikan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU pada Sabtu (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Tiga hari pascaerupsi Gunung Kelud, jumlah pengungsi yang sakit melonjak hampir dua kali lipat. Pada Ahad (16/2), jumlah pengungsi yang sakit mencapai 936 orang yang naik dari hari sebelumnya 520 orang.

Sebagian besar pengungsi menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, pasien ISPA mencapai 385 orang atau 41 persen dari jumlah pengungsi yang sakit. Pasien ISPA pada Sabtu (15/2) bahkan mencapai 484 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Adi Laksono mengatakan pengungsi menderita ISPA karena banyak menghirup abu vulkanik. Padahal, pembagian masker masih terus dilakukan. "Kami sudah menghimbau agar pengungsi selalu menggunakan masker," ungkapnya kepada Republika, Ahad (16/2).

Debu vulkanik juga menyebabkan 57 pengungsi menderita iritasi mata. Pengungsi juga mengeluhkan pusing dan maag. Sebanyak 130 orang menderita pusing dan 73 orang terkena maag.

Persediaan obat untuk penyakit yang sering dikeluhkan pengungsi dinilai mencukupi. Namun, Adi mengatakan pengungsi masih membutuhkan obat untuk perawatan seperti minyak kayu putih. Selimut untuk pengungsi juga dinilai kurang.

Untuk perawatan pengungsi, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menyiagakan petugas dari 37 puskesmas setempat. Setiap posko minimal dijaga tiga petugas kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement