Sabtu 15 Feb 2014 16:05 WIB

Bupati Malang Rayu Warga Agar Mau Mengungsi

 Warga menyeberangi jalan yang tertutup abu vulkanik di kawasan Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (15/2). (Republika/Adhi Wicaksono)
Warga menyeberangi jalan yang tertutup abu vulkanik di kawasan Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah, Sabtu (15/2). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Bupati Malang, Jawa Timur, Rendra Kresna terpaksa harus merayu sejumlah warga di Kecamatan Ngantang agar mereka mau meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman dari guyuran abu vulkanik Gunung Kelud (1731 mdpl) yang masih cukup deras.

"Kami harus berusaha dengan cara apapun agar warga yang semula tetap ingin bertahan di rumahnya mau mengungsi, meski harus dengan cara merayu sekalipun. Ini demi keselamatan jiwa mereka," kata Rendra Kresna sebelum rapat koordinasi dengan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Muspika di lokasi pengungsian di Pujon, Sabtu.

Rendra mengakui pada hari pertama pengungsian (Jumat, 14/2) masih banyak warga yang tetap bersikukuh untuk tinggal di rumah dan tidak mau mengungsi, termasuk sekitar 100 warga Ngramban yang terjebak, namun sekarang semua warga di Kasembon maupun Ngantang sudah dievakuasi (diungsikan).

Hanya saja, kata Rendra, dirinya masih mencari tempat yang lebih nyaman untuk lokasi pengungsian, sebab ada beberapa titik lokasi pengungsian di Pujon yang sudah melebihi kapasitas (overload), khususnya di Pujon, karena jumlah pengungsi terus bertambah.

Pertambahan jumlah pengungsi ini karena mereka sebelumnya juga banyak yang ditempatkan di lokasi sementara, seperti di gedung tenis "indoor" milik Jasa Tirta di kawasan Bendungan Selorejo. Saat ini hampir 100 persen sudah dipindahkan.

Oleh karena itu, kata Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Malang tersebut, pihaknya saat ini terus melakukan koordinasi dengan pimpinan daerah terdekat untuk menampung ribuan pengungsi gelombang kedua yang jumlahnya masih ribuan tersebut.

Sejak Gunung Kelud meletus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang sudah mengungsikan sedikitnya 16 ribu jiwa dari tiga kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Kasembon, Ngantang dan Pujon.

Warga dari tiga kecamatan itu saat ini menempati sejumlah titik lokasi pengungsian, baik yang ada di Pujon maupun Kota Batu. "Para pengungsi ini tidak boleh kembali ke rumah masing-masing sebelum kondisi benar-benar aman dan erupsi vulkaniknya sudah berhenti," tegas Rendra.

Mulai Kamis (13/2) malam hingga Sabtu siang ini jumlah pengungsi yang sudah dievakuasi dan menempati titik-titik lokasi pengungsian di Kota Batu mencapai 10.672 jiwa. Sedangkan yang ada di Posko Pujon mencapai 6.961 jiwa.

Akan tetapi, lanjutnya, gelombang pemindahan pengungsi dari titik darurat (sementara) ke lokasi baru yang lebih nyaman masih terus dilakukan, terutama yang ditempatkan di Kota Batu.

Lokasi pengungsian di Kota Batu sebelum ada gelombang "moving" ada 12 titik, di antaranya ada di GOR Ganesha, Gedung SMPK Widyatama, Kantor Kelurahan Sisir, Kelurahan Pesanggrahan dan gedung Badan Sosial Petiharahan anak di kawasan Songgoriti.

Namun, setelah ada gelombang pemindahan, Kantor Kecamatan Bumiaji dan gedung kosong di sebelah Vihara Junrejo juga dipergunakan.

Selain berada di titik-titik pengungsian, para pengungsi dari Ngantang dan Kasembon juga banyak yang ditampung di saudara mereka di Kota Batu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement