REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Lebih dari 70 pria dan wanita telah dieksekusi di Republik Demokratik Kongo timur yang bergolak, menurut misi PBB di negara itu (MONUSCO), Kamis (13/2).
"Laporan yang diterima oleh MONUSCO itu menunjukkan bahwa eksekusi itu diduga dilakukan terutama oleh kelompok-kelompok bersenjata untuk menyebarkan teror di kalangan penduduk. Sebagian besar korban dibunuh dengan menggunakan parang," kata MONUSCO dalam sebuah pernyataan .
Pembunuhan itu terjadi pada akhir Januari dan awal Februari , kata seorang juru bicara MONUSCO. Pembunuhan itu terjadi di desa-desa Nyamaboko I dan II di timur laut provinsi Kivu Utara yang kaya sumber daya, tempat kelompok-kelompok bersenjata secara teratur menyerang warga sipil terkait sengketa etnis atau komersial .
Pada bulan Desember, pasukan MONUSCO, yang misinya adalah untuk menetralisir semua kelompok bersenjata yang aktif di negara bermasalah, meningkatkan kehadirannya di daerah tersebut. Pasukan pemerintah memperoleh keberhasilan yang langka dan mencolok ketika, dengan didukung oleh brigade PBB , mereka mengalahkan kelompok gerilyawan M23 kuat pada bulan November.
Sejak itu, MONUSCO fokus untuk mengejar gerilyawan bersenjata lainnya yang beroperasi di wilayah yang sama .
MONUSCO mengatakan tengah melakukan proses verifikasi informasi tentang eksekusi massal di lapangan tersebut. "MONUSCO akan melakukan upaya untuk menetralisir semua kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas tindakan seperti itu, " katanya dalam pernyataan.
Sementara itu Kepala Misi Martin Kobler menyatakan, "keprihatinan serius atas tuduhan pelanggaran HAM berat yang tidak dapat diterima tersebut". Dia mengatakan setiap orang yang terlibat dalam tindakan tersebut harus diadili.