REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepolisian Resor Bogor akan memetakan sekolah-sekolah rawan terjadinya tawuran sebagai salah satu upaya mengurangi aksi bentrok antarpelajar tersebut. "Kami akan melakukan pemetaan sekolah-sekolah dan lokasi-lokasi rawan tawuran di Kabupaten Bogor ini, sebagai upaya awal pencegahan aksi tersebut," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Bogor AKP Didik Purwanto, Kamis (13/2).
Pemetaan sekolah dan lokasi rawan tawuran dilakukan, katanya, menindaklanjuti aksi tawuran yang terjadi Rabu (12/2) di Kecamatan Kemang antara SMK Wiyata Karisma dan SMK Menara Siswa (Mensis) hingga menewaskan satu orang. AKP Didik mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor untuk memetakan sekolah-sekolah yang kerap terlibat tawuran.
"Dalam waktu dekat kita bisa melakukan pemetaan sehingga untuk penguatan personel akan berpedoman pada peta data yang kita miliki," ujarnya.
AKP Didik mengatakan, tawuran bukan hanya sekedar menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, tapi pihak sekolah, keluarga serta Dinas Pendidikan ikut terlibat. Dikatakannya, kepolisian bertugas hanya bisa melakukan pencegahan serta himbauan, dan itu terus dilakukan setiap saat.
"Kami juga terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah menjadi pimpinan upacara bendara setiap pagi dimana muatan bimbingannya kita berikan pengarahan seputar tawuran, dampak dan akibatnya serta sanksinya," ujarnya.
Didik menambahkan, pemetaan sekolah rawan sekolah perlu dilakukan mengingat luasnya wilayah Kabupaten Bogor. Dengan pemetaan tersebut, sehingga penjagaan dan pengamanan oleh Kapolsek masing-masing dapat diintensifkan. Selain itu, pemetaan tersebut juga untuk mendorong kerja sama antara Polres Bogor dan Dinas Pendidikan setempat untuk mencegah dan menindak terjadinya tawuran pelajar.
Sebelumnya diberitakan seorang pelajar Ade Sudrajat usia 16 tahun tewas mengenaskan setelah terjadi tawuran antara SMK Wiyata Karisma dan SMK Menara Siswa (Mensis) di Jalan Raya Kemang.
Peristiwa tawuran juga terjadi pada November 2013 di Kecamatan Cibungbulang, antara SMP Telaga Kautsa dan SMP Pandu yang juga menewaskan seorang pelajar Muhammad Mahdor dari Telaga Kautsar.