Rabu 12 Feb 2014 21:31 WIB

Pemkot Niat Ambil Alih Kebun Binatang Bandung

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Video penyiksaan orang utan di Kebun Binatang Bandung
Foto: Youtube
Video penyiksaan orang utan di Kebun Binatang Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Video kekerasan terhadap orang utan di Kebun Binatang Bandung yang diunggah di situs berbagi video YouTube membuat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil geram. Ia pun menyatakan rencana pihaknya untuk mengambil alih kepengurusan kebun binatang tersebut.

Wali kota yang biasa disapa Emil ini mengatakan, dirinya melihat tidak ada itikad baik dari pengurus kebun binatang. Ia mengaku sudah mengetahui tentang buruknya pengelolaan di sana. Bahkan, pihaknya telah berulangkali melayangkan undangan untuk membicarakan hal tersebut.

"Tapi pihak kebun binatang tidak menghiraukan undangan tersebut," kata dia saat ditemui di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Rabu (12/2).

Dikatakan Emil, dirinya kerap mendapat kritikan pedas dari masyarakat terkait manajemen yang ada di Kebun Binatang Bandung. Tetapi diakuinya, untuk sementara ini Pemkot hanya akan melakukan teguran terhadap pihak manajemen.

Kebun binatang yang berada di Jalan Tamansari itu saat ini pengelolaannya dilakukan oleh yayasan swasta. Akan tetapi lahan seluas 14 hektare itu merupakan milik Pemerintah Kota Bandung. Dan, kata Emil, pihak yayasan belum membayar pajak daerah.

Emil juga mengatakan bahwa lahan tersebut kembali disewakan kepada pihak ketiga. Sebagian dari lahan itu disewakan untuk pengusaha restoran di area kebun binatang. "Padahal, lahan yang mereka pakai adalah aset Pemerintah Kota Bandung," ujarnya.

Video berjudul 'Penyiksaan Orang Utan di Kebun Binatang Bandung' yang diunggah pengguna bernama Coid5th itu berdurasi satu menit 15 detik. Di dalamnya memperlihatkan adegan seorang pawang yang menendang orang utan dengan lututnya. Tendangan tersebut mengarah ke bagian dada orang utan. Itu dilakukan saat orang utan tidak mau difoto bersama pengunjung yang datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement