REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Jajaran Polres Sleman mencatat kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah setempat masih relatif tinggi. Selama Januari 2014, Sleman telah menerima 20 laporan curanmor yang hanya berhasil diungkap dua kasus.

Wakil Kepala Polres Sleman, Kompol Angling Guntoro mengatakan curanmor merupakan tindak pidana menonjol di Kabupaten Sleman. Sebagian besar curanmor terjadi di tempat kos dan pusat keramaian. "Curanmor sering terjadi karena kelalaian pemakai yang meninggalkan kunci di kendaraan," ujarnya di Sleman, Rabu (12/2).

Kasus yang menonjol lainnya di Sleman yakni pencurian dengan pemberatan (curat). Kasus curat selama Januari 2014 mencapai 20 kasus. Dari kasus itu hanya lima kasus yang berhasil diungkap kepolisian.

Pencurian dengan kekerasan juga masih terjadi dengan dua kasus selama Januari. Kedua kasus tersebut sudah diungkap kepolisian. Kasus tindak pidana lain yang terjadi di Sleman selama sebulan lalu adalah perjudian tiga kasus, satu kasus pengroyokan, pengrusakan, dan membawa senjata tajam.

Kasus narkoba juga masih ditemukan di Sleman. Polres Sleman menerima enam kasus penyalahgunaan narkoba yang lima diantaranya berhasil diungkap. Total kasus tindak pidana di Sleman selama Januari mencapai 58 kasus dengan pengungkapan 19 kasus.

Terkait kasus narkoba,  Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) menilai seluruh wilayah di Kabupaten Sleman dinilai rawan untuk peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Kepala BNNK Sleman, Kuntadi, pengguna narkoba di Yogyakarta tertinggi berada di Sleman dan Kota Yogya. Pengungkapan kasus narkoba di Polres Sleman mencapai 35 kasus selama 2013.

Pengungkapan kasus narkoba di Sleman terjadi di sejumlah kecamatan antaralain Depok, Gamping, dan Mlati. Meski tidak ada pengungkapan, sejumlah wilayah dinilai masih rawan terhadap peredaran narkoba. Cangkringan dinilai merupakan wilayah paling rawan meskipun tidak ada kasus pengungkapan narkoba.

Ikuti Whatsapp Channel Republika