Rabu 12 Feb 2014 15:50 WIB

Pakem Sleman Masih Endemis Antraks

Rep: Nur Aini/ Red: Fernan Rahadi
Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks di Desa Patalassang, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, Sulsel, Selasa (20/9). Dinas Peternakan Gowa memberi vaksin antraks kepada sejumlah ternak sapi warga, menyusul sekita
Foto: FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/pd/11
Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks di Desa Patalassang, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, Sulsel, Selasa (20/9). Dinas Peternakan Gowa memberi vaksin antraks kepada sejumlah ternak sapi warga, menyusul sekita

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kecamatan Pakem di Kabupaten Sleman masih masuk kategori endemis antraks. Virus antraks pertama kali ditemukan pada sapi perah setempat pada 2003.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Sleman, Suwandi Aziz mengatakan Pakem belum bebas antraks meskipun penyakit tersebut pertama kali ditemukan pada 2003. Karena itu, pihaknya masih rutin vaksinasi satu kali setahun terhadap ternak berkaki empat di Pakem.

"Meski puluhan tahun, sulit untuk bebas dari antraks karena virus bisa bertahan hingga 80 tahun," ujarnya dikonfirmasi Rabu (12/2).

Sejak penemuan antraks di Pakem pada 2003, Suwandi mengaku belum ada kasus kembali. Namun, DP2K masih mengantisipasi terjangkitnya antraks dengan vaksinasi ke sapi potong, sapi perah, dan kambing setempat.

Antisipasi penyebaran antraks masih dilakukan setiap tahun karena populasi sapi di Sleman relatif tinggi. Berdasarkan data DP2K, populasi sapi mencapai 52 ribu ekor.

Sementara, data dari Badan Pusat Statistik, populasi sapi mencapai 42.350 ekor. Sapi perah terdapat di sejumlah kecamatan antaralain Cangkringan, Pakem, dan Turi. Sementara, peternakan sapi potong banyak ditemukan di Kecamatan Pramabanan, Cangkringan, dan Kalasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement