Ahad 09 Feb 2014 19:38 WIB

Sekali Lagi, HTI Tolak Peringatan Valentine

 Sejumlah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa menolak seks bebas di Bundaran Majestik, Medan, Sumut, Ahad (1/12).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Sejumlah Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berunjuk rasa menolak seks bebas di Bundaran Majestik, Medan, Sumut, Ahad (1/12).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Puluhan orang dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kediri, Jawa Timur, Ahad (9/2), berunjuk rasa untuk menolak peringatan Hari 'Valentine' atau Hari Kasih Sayang.

"Budaya valentine itu tidak ada dalam Islam, itu budaya liberal," kata koordinator aksi Syaiful Umar ditemui di sela-sela aksi di alun-alun Kota Kediri.

Ia mengatakan dalam Islam tidak pernah ada rujukan tentang hari kasih sayang yang dilakukan di waktu tertentu. Dalam Islam diajarkan, hari kasih sayang itu setiap hari.

Pihaknya menilai budaya hari valentine itu justru lebih banyak berdampak buruk, karena bentuknya pergaulan bebas sampai mengarah pada seks bebas.

Ia prihatin dengan kondisi remaja saat ini, bahkan sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan menyebut jika 20 persen pelajar di Surabaya telah hamil sebelum menikah.

Saat ini terjadi kemerosotan nilai-nilai agama pada diri mereka. Selama ini, pendidikan dan pembinaan agama yang didapatkan di sekolah hanya sebatas ritual ibadah saja, tanpa dipahami.

Kondisi demikian, bisa memicu pribadi yang bergaya hidup materialis serta hedonis dan mengagungkan kebebasan.

Pihaknya berharap pemerintah berkomitmen tegas dengan menghapus seluruh konten pornografi dan sejenisnya di lingkungan masyarakat.

Selain itu, ia meminta agar orang tua juga lebih selektif memantau perkembangan anak-anaknya jangan sampai terjebak dalam hubungan yang tidak baik.

"Orang tua juga harus mengarahkan anaknya agar mereka bisa berkepribadian Islami yang tercermin dalam berpikir ataupun bersikap sesuai tuntutan Islam," jelasnya.

Aksi itu melibatkan seluruh seluruh warga HTI, baik perempuan, laki-laki, bahkan sampai anak-anak. Mereka beralasan, ingin memberikan pendidikan dan mengenalkan kepada generasi muda agar peka terhadap berbagai masalah.

Aksi itu dilakukan di alun-alun Kota Kediri. Aksi itu membuat arus lalu lintas padat merayap. Para pengendara berjalan dengan pelan-pelan, karena ada aksi tersebut.

Walaupun aksi itu dilakukan di tepi jalan, dikawal dengan ketat oleh polisi. Mereka orasi sambil membawa sejumlah baliho yang isinya penolakan perayaan hari valentine.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement