REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Bachtiar Effendi menuturkan, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjadi penggas untuk menyatukan dikotomi parpol Islam dan nasonalis.
"Karena yang disakiti oleh orde baru itu bukan hanya PPP, tapi juga Megawati (PDI Perjuangan). Jadi PPP memegang peran strategis dalam menghilangkan stigam tersebut sebagai parpol Islam yang besar di Indonesia," kata dia, Ahad (9/2).
Sebelumnya, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali membantah anggapan kalau parpol Islam tidak nasionalis. "Kalau ada yang bilang parpol nasional tidak religus dan parpol Islam tidak nasional. Itu pandangan salah," kata Suryadharma.
Ia menuturkan, bukti parpol Islam juga nasional adalah banyaknya kontribusi tokoh atau ulama Islam pada bangsa Indonesia ini.
"Pertama di bidang pendidikan, luar biasa. Pendidikan dari ulama Islam adalah mendirikan pondok pesantren, madrasah, masjid, yang saat itu tidak tergantung pada keuangan pemerintah," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, semangat iedealisme dan cita-cita ulama saat merebut kemerdakaan bangsa ini dari kaum penjajahan juga sangat besar.
"Antara lain dalam merebut kemerdekaan. Peran mereka tidak terbantahkan, dengan kekuatan agama kemudian diejawantahkan di dalam ucapan yang dapat menggugah jiwa raga, yakni Allahu Akbar. Dengan kata itu panah ketapel bisa berhadapan dengan meriam," kata dia.