Ahad 09 Feb 2014 23:00 WIB

PHRI Minta Wisatawan Tidak Terpengaruh Isu Tsunami

Alat peringatan dini tsunami (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Alat peringatan dini tsunami (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Kabupaten Serang, meminta para wisatawan yang akan berkunjung ke Anyer dan sekitarnya, tidak terpengaruh dengan adanya isu tsunami berkaitan dengan surutnya pantai Karangantu.

"Ada beberapa wisatwan yang menanyakan kepada kami terkait isu tsunami itu. Setelah kami jelaskan sesuai penjelasan BMKG di media, akhirnya mereka paham bahwa itu hanya isu," kata Ketua PHRI Kabupaten Serang, Hardomo di Serang, Minggu.

Ia berharap para wisatawan yang akan berkunjung ke Pantai Anyer dan Carita, tidak terprengaruh dengan adanya isu tsunami serta berkaitan dengan surutnya air laut di Pantai Karangantu.

Sebab, jika ada sesuatu berkaitan dengan gempa dan tsunami, pihaknya selalu berkordinasi dengan BMKG dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) berkaitan dengan kondisi Gunung Anak Krakatau (GAK).

"Awalnya kami juga bertanya-tanya terkait isu itu. Setelah ada penjelasan BMKG di berbagai media, akhirnya kami bisa menjelaskan ke wisatwan yang menanyakan," kata Hardomo.

Menurutnya, adanya isu tsunami, cuaca buruk serta aktivitas Gunung Anak Krakatau, biasanya berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Pantai Anyer. Namun demikian, pihaknya selalu memberikan penjelasan atau peringatan jika memang ada kedaruratan berkaitan dengan potensi bencana alam di sekitar pantai Anyer.

"Kami berharap pemberitaan media juga objektif berkaitan dengan masalah ini dan meminta konfirmasi kepada pihak berwenang. Sebab, dampaknya cukup besar bagi kami," kata Hardomo.

Sebelumnya, Kepala BMKG Serang Parmin mengatakan, sejak adanya pemberitaan mengenai surutnya pantai Karangantu serta adanya isu akan ada tsunami pada 5 Pebruari lalu, BMKG banyak menerima pertanyaan dari warga yang tinggal di sekitar pantai, seperti dari Labuan, Desa Teluk, Kecamatan Sumur Pandeglang dan dari pihak pengelola hotel di Anyer.

"Kami menerima laporan banyak warga di Labuan sudah berkemas akan mengungsi karena khawatir. Ini sudah kami jelaskan bahwa isu tersebut tidak benar, kami minta warga tetap tenang," kata Parmin.

Selain kepada warga, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada pihak pengelola hotel di sekitar Pantai Anyer.

"Masyarakat diimbau tidak resah dan panik dengan adanya isu tsunami, serta meminta selalu berkordinasi dengan BMKG berkaitan dengan gempa dan tsunami," kata Parmin.

Tim Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat memantau langsung kondisi surutnya air laut di pantai Karangantu Kota Serang, untuk memastikan bahwa kondisi tersebut fenomena biasa.

Tim dari BMKG Pusat diantaranya Joko Siswanto Kepala Balai Besar Meteorolig dan Geofisika BMKG, Jaya Murjaya 'Director For Engineering Seismology and Potential Geophsies' atau Kepala Pusat Seismologi Teknik dan Geo Potensial, Taufik Gunawan Plt Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Pusat, memantau lokasi Pantai Karangantu yang surut pada Sabtu (8/2).

BMKG memastikan surutnya air laut di Pantai Karangantu merupakan fenomena pasang surut biasa, tidak ada kaitannya dengan gempa dan tsunami.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement