REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Wilayah Sumatera Selatan masih aman dari titik panas yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan perkebunan meski beberapa hari terakhir beberapa provinsi di Sumatera mulai banyak terdeteksi titik panas (hotspot).
"Berdasarkan pantauan melalui satelit pada Februari 2014 wilayah provinsi yang memiliki 15 kabupaten dan kota ini belum terdeteksi satupun titik api, bahkan masih terdapat cukup sering turun hujan dengan intensitas sedang," kata Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumsel, Indra Purnama di Palembang, Minggu.
Dia menjelaskan, berdasarkan pantauan melalui satelit Terra dan Aqua terdeteksi titik panas di daratan Sumatera sekarang ini terdeteksi 16 titik api yang tersebar di Provinsi Aceh delapan titik api, Sumatera Utara terdapat tiga titik, dan di Riau terdeteksi ada lima titik api.
Jumlah titik api yang terdeteksi saat ini jumlahnya sangat jauh menurun jika dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya mencapai 189 titik api.
Untuk mengetahui perkembangan jumlah titik api di wilayah Sumatera dan kemungkinan meluas hingga ke wilayah Sumatera Selatan, pihaknya akan melakukan pengawasan secara intensif sehingga bisa disiapkan langkah-langkah penanggulangannya, katanya.
Menurut dia, berdasarkan kondisi cuaca di wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa ini yang masih terdapat cukup sering turun hujan, diperkirakan beberapa bulan ke depan daerah ini relatif aman dari ancaman titik api yang dapat mengakibatkan kebkaran hutan dan lahan perkebunan atau pertanian.
Wilayah Sumsel sekarang ini masih relatif aman dari titik api, meskipun demikian diimbau kepada seluruh lapisan masyarakat dan pihak terkait dalam penanggulangan bencana agar mulai melakukan langkah antisipasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan sehingga tidak menimbulkan masalah gangguan kabut asap seperti yang mulai terjadi di wilayah Riau dan sekitarnya, kata Indra.
Sementara Koordinator Taruna siaga Bencana Sumsel Ms Sumarwan mengatakan, menghadapi kondisi cuaca sekarang ini, pihaknya telah meningkatkan kesiap siagaan personel dan peralatan pendukung untuk membantu masyarakat jika terjadi suatu bencana.
Dalam kondisi sekarang ini anggota Tagana fokus menyaipkan diri membantu masyarakat menanggulangi bencana banjir dan tanah longsor, meskipun demikian ancaman kebakaran hutan dan lahan juga menjadi pehatian karena di beberapa provinsi tetangga mulai mengalam masalah gangguan kabut asap akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan, kata Sumarwan.