REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, anggaran untuk pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) itu tidak sedikit.
Untuk tahun 2013 sebanyak Rp 2,3 triliun, sama dengan anggaran pada tahun ini. Anggaran untuk PAUD ini 10 kali anggaran Kemenpan RB, lima sampai enam kali anggaran Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak, kata Mendikbud, Ahad (9/2).
“Anggaran PAUD di daerah juga terdapat dari anggaran kabupaten, provinsi. Kalau urusan kurang, pasti akan kurang terus, kalau menuruti yang ideal, PAUD sudah relatif dikembangkan di daerah,” kata Nuh. Menurutnya, kenaikan APK PAUD naik 60 persen.
Selama ini, terang Nuh, tidak ada APK yang bisa naik sebanyak itu. APK pendidikan tinggi pada 2004 sebanyak 14 persen, pada 2012, sebanyak 28 persen. “Mahasiswa jumlahnya naik membutuhkan waktu bertahun-tahun lamanya, beda dengan APK PAUD yang naiknya cepat,” terangnya.
Sebenarnya, kata Nuh, dengan anggaran yang tersedia sudah bisa meningkatkan kesadaran publik. Di Indonesia sudah ada Bunda PAUD Nasional yakni ibu negara, Bunda PAUD Provinsi, dan Bunda PAUD Kabupaten/Kota. Ini semua untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PAUD.
PAUD, ujar Nuh, bisa dilakukan di mana saja. Misalnya PAUD dilakukan di masjid dengan peserta 20- 30 anak juga bisa dilakukan. “Tempatnya sederhana tidak masalah, yang penting ada gurunya dan paham metode untuk menumbuhkan semangat dan motivasi anak berperilaku baik,” ujarnya.
Menurutnya, tujuan PAUD adalah untuk merangsang agar sel otak anak agar terkoneksi dengan baik. Anak-anak diajak bergerak, melihat sesuatu, berpikir untuk menumbuhkan sel otaknya agar menjadi pribadi yang kreatif.
"Ibu-ibu sekarang, ujar Nuh, tidak ada satupun yang meragukan pentingnya PAUD. Mereka ingin anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik."