Jumat 07 Feb 2014 00:11 WIB

Lima Alat Berat Untuk Normalisasi Saluran Tersier

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi banjir
ilustrasi banjir

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, alokasikan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk pembelian alat berat (becko). Alat tersebut, khusus untuk menormalisasi saluran tersier yang melintasi seluruh area persawahan. Mengingat, sampai saat ini 64 persen saluran irigasi tersier dalam kondisi rusak parah.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Karawang, Acep Jamhuri, mengatakan, alat berat yang akan dibeli jumlah mencapai lima unit. Tahun ini, rusah dianggarkan untuk pembelian alat tersebut. Pembelian alat berat itu sifatnya sangat urgent. Karena, mayoritas saluran tersier sudah dalam kondisi rusak parah.

"Selain itu, saluran tersier tersebut mengalami pendangkalan dan penyempitan," ujarnya, kepada Republika, Kamis (6/2).

Jika tak segera diatasi, maka kerusakan saluran akan semakin parah. Dengan kondisi ini, tentunya yang dirugikan adalah sektor pertanian. Sebab, suplai air akan terganggu.

Untuk itu, penanganan saluran tersier ini harus segera dilakukan. Untuk mengantisipasi, penurunan hasil produksi di sektor pertanian. Apalagi, Karawang ini merupakan salah satu daerah lumbung padi nasional. Sehingga, tidak elok jika saluran tersiernya dalam kondisi rusak parah.

Menurut Acep, anggaran sebesar Rp 4 miliar ini hanya mampu untuk membeli lima unit becko. Itupun, yang ukurannya mini. Sebab, harga alat tersebut mencapai Rp 800 juta per unitnya.

Untuk pengoperasiannya, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, daerah mana saja yang akan menjadi prioritas normalisasi saluran. Pihaknya, tinggal menyiapkan alat berat sekaligus operatornya.

Terkait dengan kondisi saluran irigasi yang ada di Karawang, Acep mengaku, semuanya dalam kondisi memprihatinkan. Tak hanya saluran tersier, saluran primer dan sekunder juga banyak yang rusak. Akan tetapi, pihak terkait hingga kini belum melakukan penanganan yang maksimal.

"Saluran primer dan sekunder, kewenangannya ada di pusat dan provinsi," ujarnya.

Tetapi, saluran ini tanggulnya banyak yang retak-retak. Bahkan, tak sedikit yang jebol. Makanya, wajar bila Karawang sering dilanda banjir parah akibat tanggul sungai yang jebol.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement