Rabu 05 Feb 2014 20:55 WIB

'Istana Negara Kebanjiran Preseden Buruk untuk Indonesia'

Rep: C54/ Red: Karta Raharja Ucu
  President Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menlu Marty Natalegawa saat meninjau Komplek Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Setpres
President Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menlu Marty Natalegawa saat meninjau Komplek Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Halaman Istana negara yang digenangi air, Rabu (5/2) pagi, dinilai sebagai presden buruk dan mencoreng citra Indonesia.

“Itu kan simbol negara, wajah Indonesia, sudah tidak sepantasnya kebanjiran seperti itu,” kata Manajer Penanganan Bencana Walhi, Mukri Friatna saat berbincang dengan ROL, Rabu sore.

Air yang menggenangi halaman Istana Negara pagi ini ternyata bukan imbas luapan Kali Ciliwung, melainkan tersumbatnya saluran air di tempat tinggal Presiden tersebut. Saluran air yang tersumbat membuat air hujan tidak tersalurkan.

Ia berpendapat, kasus tersebut harus membuka mata semua pihak jika Jakarta kebanjiran bukan hanya karena kiriman air dari Bogor. “Nah terbukti kan, masalahnya bukan hanya dari Bogor, tapi juga di Jakarta sendiri,” ujar Mukri.

Mukri berkata, kini saatnya semua pihak bersinergi tidak saling tuding dan lempar tanggung jawab. “Sudah tahu kan masalahnya? Jadi, mulailah berbenah,” ucap Mukri.

Pihaknya menyebut, banjir di Jakarta terjadi disebabkan minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan eksploitasi air tanah. “Dalam hemat Walhi, soal RTH harus didahulukan,” katanya mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement