Rabu 05 Feb 2014 16:44 WIB

Pengacara: Biar Anas Bongkar Semua Hal di Kongres

Anas Urbaningrum.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anas Urbaningrum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, memaparkan pelaksanaan Kongres Partai Demokrat pada 2010 di Bandung kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Anas baru cerita tentang kongres, bagaimana dia bisa menang. tapi tidak lupa dia katakan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) bisa menang karena Anas juga, bukan Anas jadi ketua umum saja. Anas juga membantu SBY menjadi ketua dewan pembina," kata kuasa hukum Anas, Adnan Buyung Nasution di gedung KPK Jakarta, Rabu (5/2).

Anas pada hari ini diperiksa sebagai tersangka dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang dan proyek-proyek lain. Proyek-proyek lain yang dimaksud KPK menurut Adnan adalah mengenai kongres Demokrat.

"Anas tahu banyak (mengenai kongres), biar dia bongkar semua yang terjadi dalam kongres itu, jadi kalau bicara soal kongres harus terbuka semua," tambah Adnan.

Ia pun mengaku bahwa kliennya sudah membuka peran ketua "Steering committee" (panitia pengarah) yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas maupun peran ketua umum Partai Demokrat saat pelaksanaan kongres Demokrat, Hadi Utomo. "Itu akan dibuka semua, semua peran orang yang ikut di kongres akan dibuka. Nama Ibas sudah disebut," tegas Adnan.

Namun Adnan tidak menjelaskan kaitan Ibas dengan dugaan penerimaan hadiah yang disangkakan KPK kepada kliennya. "Steering committee juga jelas siapa, saya kira itu dulu, kita ikuti saja kewenangan penyidik asa jelas koridornya sehingga pembela pun tahu apa yang akan dibela," tambahnya.

Karena nama Ibas sudah disebut oleh Anas, maka Adnan mendorong agar KPK mengklarifikasi langsung kepada Sekretaris Jenderal Partai Demokrat tersebut. "Iya dong, semua orang harus dilakukan klarifikasi, itu satu teknik penyidikan kecuali Anas yang bohong, kalau Anas jujur ya semua bisa dibuka," ungkap Adnan.

Nama Ibas disebut oleh mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Group (perusahaan milik Nazaruddin), menerima 200 ribu dolar AS dari perusahaan tersebut untuk keperluan Kongres Partai Demokrat. Sudah banyak pengurus partai Demokrat baik di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) maupun panitia kongres yang dipanggil KPK dalam kasus tersebut, tapi nama Ibas belum pernah dipanggil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement