Rabu 05 Feb 2014 02:21 WIB

Program Bapak Asuh untuk Pengamen di Kota Bandung

Rep: C30/ Red: Hazliansyah
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menggunakan sepeda menuju Terminal Dago untuk mengemudikan kendaraan angkot dalam acara 'Angkot Day' Jumat (20/9).   (Republika/Edi Yusuf)
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menggunakan sepeda menuju Terminal Dago untuk mengemudikan kendaraan angkot dalam acara 'Angkot Day' Jumat (20/9). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk menyejahterakan kaum marginal berbasis ekonomi kreatif. Kerjasama itu tertuang dalam program Bapak Asuh bagi para pengamen.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, sebanyak tiga ratusan hotel sudah menyatakan kesanggupannya dalam bekerjasama terkait hal itu. Ia juga mengimbau hotel-hotel yang lain di Kota Bandung, untuk membuka pintu bagi masyarakat marginal yang ingin mencari rejeki.

"Intinya ingin mengangkat kaum marginal yang berbasis ekonomi kreatif. Tentu ekonomi yang berbasis nilai tambah," kata dia di Balai Kota, Selasa (4/2).

Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan ada tiga imbauan kepada pengusaha hotel dalam kerjasama ini. Tiga imbauan itu, yang pertama yakni menjadi Bapak Asuh pegamen. Kedua membeli produk seni dari seniman di Kota Bandung dan ketiga menyewa kesenian khas sunda.

"Dari ketiga itu, saat ini yang paling siap ya Bapak Asuh buat pengamen," ujarnya.

Emil menambahkan, kerjasama dilakukan dalam bentuk mengajak komunitas pengamen untuk menjadi kurator dalam menentukan siapa yang layak untuk 'tampil' di hotel. "Seperti pengamen //idol// begitu," katanya.

Terkait tarif sewa kepada pengamen, Emil mengaku akan menyerahkannya kedua pihak antara pengamen dan pihak hotel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement