Selasa 04 Feb 2014 11:09 WIB

Kualitas Udara di Pontianak Masuk Kategori Tidak Sehat

Kabut asap akibat lahan dan semak yang terbakar. (ilustrasi)
Foto: Republika
Kabut asap akibat lahan dan semak yang terbakar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kabut asap yang menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya, Selasa, dirasakan sebagian besar warga kota itu semakin tebal dalam dua hari terakhir. Tebalnya asap diduga karena semakin banyaknya lahan gambut yang terbakar.

"Tadi malam saya hampir pingsan saat bepergian menggunakan kendaraan motor, karena tebalnya kabut asap, sementara mata juga terasa sangat pedih," kata Yayan (40) salah seorang warga Kecamatan Pontianak Utara.

Ia menjelaskan, kabut asap dalam beberapa hari terakhir sangat tebal mulai pukul 18.00 WIB hingga malam hari. "Kabut asap juga cukup tebal pada pagi hari, yakni mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 07.30 WIB, pada saat jam mengantar anak sekolah," ungkapnya.

Yayan menambahkan, kalau dalam sepekan ke depan Kota Pontianak dan sekitarnya tidak diguyur hujan, maka kabut asap yang menyelimuti wilayah kota itu diperkirakan akan semakin tebal.

"Mudah-mudahan cepat hujan agar bisa mengurangi kabut asap. Biasanya kalau Imlek atau menjelang Perayaan Cap Go Meh cuaca di Kota Pontianak dan Kalimantan Barat umumnya, memasuki musim hujan," ujar ayah tiga anak tersebut.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Imran menyatakan, bahwa kualitas udara di daerah itu masuk kategori tidak sehat akibat kabut asap yang mulai menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya sejak dua pekan terakhir.

"Dari pantauan kami mulai pukul 03.00 WIB atau dini hari hingga 07.00 WIB, dan pukul 18.00 WIB hingga malam kualitas udara di Kota Pontianak dan sekitarnya sudah masuk kategori tidak sehat," katanya.

Oleh karena itu, untuk masyarakat yang ingin melakukan aktivitas di luar rumah sebaiknya menggunakan masker atau penutup mulut dan hidung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Supadio Pontianak mencatat 49 titik api yang terjadi selama Januari 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement