Jumat 24 Jan 2014 23:40 WIB

Sekda Karo Akui Pelayanan Tak Merata di Pos Pengungsian

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Presiden SBY (keempat kiri) dan rombongan berbincang dengan pengungsi Sinabung, di lokasi pengungsian Masjid Agung, Kabanjahe, Karo, Sumut, Kamis (23/1).
Foto: Antara
Presiden SBY (keempat kiri) dan rombongan berbincang dengan pengungsi Sinabung, di lokasi pengungsian Masjid Agung, Kabanjahe, Karo, Sumut, Kamis (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Ma'arif sebagai pimpinan penanganan bencana Gunung Sinabung. Komandan Tanggap Darurat, Saberina mengaku senang dengan keputusan tersebut.

Sebab, ia tidak memiliki pengalaman dalam memimpin penanganan bencana sebelumnya. Saat bencana ini masih ditanganinya, ia mengakui adanya ketidakmerataan pemberian sumbangan di pos-pos pengungsian.

"Saya berharap jangan pemberian ke posko-posko karena tidak bisa dipantau. Di satu tempat surplus, di tempat lain kekurangan, jadi tidak merata," kata Saberina yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Pemkab Karo yang ditemui Republika, usai jumpa pers Presiden SBY di halaman Gereja Paroki Kabanjahe, Jumat (24/1).

Ia menjelaskan jika sumbangan dari pihak swasta ini diserahkan terlebih dahulu ke posko utama, maka akan langsung disalurkan secara merata. Selain itu, pemberian sumbangan ini juga dapat diaudit.

Sehingga ia menjamin tidak akan ada 'tangan jahil' yang mengganggu sumbangan untuk para pengungsi. Ia sendiri menyatakan siap diaudit apalagi setiap pemberian sumbangan selalu ditampilkan di situs resmi Pemkab Karo.

"Saya sudah bilang, kita siap diaudit, tidak akan ada satu pun yang diambil. Makanya selalu kita naikkan di web," katanya menjelaskan.

Mengenai bencana akibat erupsi Gunung Sinabung ini, ia memperkirakan total kerugian sebesar Rp 972,7 miliar.

Kerugian ini terdiri dari berbagai unsur di antaranya kerugian pertanian sekitar Rp 712 miliar, rumah-rumah rusak berat sebanyak 921 unit serta rusak sedang dan ringan sebanyak 1.288 unit dengan nilai kerugian sebesar Rp 347 miliar dan 10 tempat ibadah terdiri dari 7 gereja dan 3 masjid sebesar Rp 4 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement