Jumat 24 Jan 2014 17:04 WIB

Pemira Momentum PKS Menaikkan Citra

Bendera PKS
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Bendera PKS

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan pemilihan raya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan agenda utama penetapan calon presiden bisa menjadi momentum untuk menaikkan kembali citra partai.

"Apalagi jika figur calon presiden yang ditetapkan sesuai dengan harapan masyarakat yang rindu pemimpin bersih dan sederhana," kata Yunarto Wijaya melalui telepon selulernya di Jakarta, Jumat.

Sebelumnya, PKS telah menyelenggarakan pemira di Jakarta pada 29-30 Nopember 2013 dan terpilih sebanyak lima calon yakni, Hidayat Nur Wahid dengan perolehan suara 50.567 suara (18,34 persen), Anis Matta 48.152 suara (17,46 persen), Ahmad Heryawan memperoleh suara 46.014 (16,69 persen), Tifatul Sembiring 31.714 (11,50 persen), dan Nur Mahmudi Ismail 20.429 suara (7,41 persen).

Menurut Yunarto, terlepas dari hasil Pemira PKS dan apapun nanti yang akan diputuskan Majelis Syuro, PKS sebaiknya menggunakan Pemilu 2014 sebagai momentum untuk bangkit kembali menjadi partai yang bersih dan peduli.

Dia menyambut baik langkah yang dilakukan PKS menjaring capres. "Pemira diharapkan tidak sekadar menjadi jalan pintas untuk menaikkan kembali citra PKS, tapi lebih bermanfaat jika kelak PKS menghadirkan calon presiden yang menarik perhatian publik," jelas Yunarto.

Menurut dia, PKS perlu mempertimbangkan dan mempromosikan figur-figur pemimpin yang bersih dan sederhana di berbagai tingkatan.

Penyelenggaraan pemilu legislatif dan pemilu presiden, kata dia, merupakan tantangan sekaligus peluang bagi PKS untuk kembali meraih dukungan dari masyarakat.

Yunarto menambahkan, "platform" bersih dan peduli terbukti mampu mendongkrak suara PKS dari pemilu ke pemilu, tapi adanya kasus hukum yang melibatkan elite PKS menyebabkan citra partai menjadi anjlok.

"Pemilu 2014 akan menjadi penetuan dari rakyat terhadap partai yang dinilai bermasalah, termasuk PKS," ujarnya.

Yunarno juga menilai, ada kecenderungan parpol berbasis agama mengalami penurunan suara.

Hasil survei dari beberapa lembaga survei, termasuk survei nasional yang dirilis Charta Politika pada akhir tahun lalu, juga menemukan elektabilitas parpol berbasis agama menurun.

"Dari rangkaian persoalan yang menimpa para politisi di tahun 2013, menjadi sulit membedakan partai yang berbasis nasional dan agama," tukasnya.

sumber : antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement