Kamis 23 Jan 2014 21:19 WIB

Indramayu Darurat Bencana

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Dewi Mardiani
 Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan panjang di ruas jalur Pantura Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Ahad (19/1).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan panjang di ruas jalur Pantura Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Ahad (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang merendam Kabupaten Indramayu sejak enam hari lalu, terus meluas. Pemkab Indramayu pun menetapkan daerah dalam kondisi darurat bencana.

 

‘’Saya berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun tangan mengatasi banjir yang menerjang daerah lumbung padi nasional ini,’’ ujar Bupati Indramayu, Anna Sophanah, saat mengunjungi para pengungsi banjir di SMKN 1 Lelea, Kecamatan Lelea, Kamis (23/1). Selain ke lokasi itu, bupati juga mengunjungi para korban banjir di Kecamatan Terisi, Losarang, dan Kandanghaur.

 

Anna menyebutkan, selain menerjang ribuan rumah warga, banjir juga merendam ribuan hektare tanaman padi. Dia menilai, terendamnya areal tanaman padi itu bisa mengancam produksi pangan nasional.

 

Banjir di wilayah Indramayu ini merupakan yang terparah sejak 30 tahun terakhir. Dari 31 kecamatan, tidak ada satupun kecamatan yang luput dari terjangan banjir. Banjir itu melanda 317 desa yang tersebar di 31 kecamatan, dengan ketinggian bervariasi mulai dari 20 cm sampai lebih dari dua meter.

 

Banjir pun merendam ribuan hektare tanaman padi. Berdasarkan data dari KTNA Kabupaten Indramayu, banjir merendam sedikitnya 35 ribu hektare tanaman padi hingga terancam membusuk.

 

Tak hanya sawah, banjir juga merendam ribuan hektare tambak. Data sementara dari Humas Setda Kabupaten Indramayu, areal tambak yang terendam sedikitnya mencapai 4.899 hektare. Jumlah itu tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Cantigi seluas 3.628 hektare, Pasekan 1.010 hektare, Indramayu 244 hektare dan Losarang 17 hektare.

 

Anna mengungkapkan, dengan jumlah desa yang terendam banjir sebanyak 317 desa, maka dibutuhkan sekitar 317 ton beras. Beras itu nantinya disalurkan sebanyak satu ton beras per desar. ‘’Banyaknya kebutuhan beras untuk semua korban banjir itu tidak dapat dipenuhi semuanya oleh Pemda. Kami butuh bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat,’’ kata Anna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement