Kamis 23 Jan 2014 20:04 WIB

Longsor Landa Kabupaten Bogor

Rumah warga yang jadi korban tanah longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Pribadi
Rumah warga yang jadi korban tanah longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Longsor kembali terjadi di Desa Cibadag Kabupaten Bogor, Kecamatan Sukamakmur, Jawa Barat, yang merusak sedikitnya 46 rumah warga, akibat hujan yang terus mengguyur di wilayah tersebut.

Kepala Sub Seksi Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Budi Aksomo, Kamis (23/1),  mengatakan selain longsor di lokasi tersebut juga mengalami retakan tanah akibat kelabilan yang ditimbulkan dari turunnya hujan secara terus menerus.

"Longsor di Sukamakmur tergolong besar, karena laporan awal tercatat 46 rumah yang terkena. Tidak ada korban jiwa, tapi situasi di sana cukup mengkhawatirkan akibat adanya retakan tanah," ujar Budi saat dihubungi. Budi mengatakan, peristiwa longsor yang terjadi di Kecamatan Sukamakmur hampir sama kondisinya dengan di Cigudeg Kecamatan Sukajaya yang terjadi 2012 lalu.

Menurut Budi, longsor tersebut merupakan efek dari hujan yang terus melanda wilayah Bogor sejak 17 Januari hingga kini. Retakan tanah semakin melebar hingga akhirnya menyebabkan longsor. Belum diketahui pasti jumlah rumah rusak berat maupun ringan. Namun, menurut petugas di lapangan sekitar 46 rumah warga tidak bisa ditempati karena longsor dan tanah retak serta adanya pergeseran tanah.

Akibat dari longsor tersebut, akses jalan menuju lokasi kejadian sekitar 200 meter sudah terganggu, sehingga petugas sedikit terkendala untuk ke lokasi. Selain itu, posisinya juga berada di dataran tinggi, karena kontur wilayah Jonggol juga terdiri dari pebukitan.

"Tim sudah menuju ke lokasi kejadian. Kami juga menyiapkan tenda serta dapur umum untuk logistik para korban bencana. Lokasi memang cukup jauh, berada di wilayah Timur arah Jonggol," ujarnya.

Menurut Budi, pihaknya tidak memprioritaskan warga dievakuasi ke tenda penampungan mengingat kondisi cuaca yang sering hujan tidak baik bagi para pengungsi. "Kami prioritaskan warga mengungsi ke hunia-hunian milik warga lain yang aman. Karena kalau tinggal di tenda dengan kondisi hujan sangat tidak menyenangkan," ujar Budi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement