REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki hari kelima, korban banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, masih bertahan di tenda-tenda pengungsian, Rabu (22/1). Mereka membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan.
Pantauan ROL, kondisi itu di antaranya terlihat di Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu. Ratusan warga di desa itu memilih tetap tinggal di tenda-tenda darurat yang didirikan di badan jalan Indramayu-Balongan.
Para pengungsi itu mengaku membutuhkan bantuan makanan. Sebab, mereka tidak dapat bekerja akibat banjir. Mereka pun membutuhkan obat-obatan.
"Saya pusing, mual dan lemas karena kebanjiran ini," ujar seorang warga RT 2 RW 1, Desa Singaraja, Karmina (30).
Karmina menjelaskan, rumahnya terendam air setinggi 50 senti meter. Bahkan, rumah para tetangga belakangnya masih terendam dengan ketinggian satu meter.
Warga lainnya, Ratna, juga mengaku membutuhkan bantuan makanan dan obat-obatan. Ia menyatakan tidak memiliki uang karena tidak bisa bekerja selama banjir.
Selain di tenda pengungsian, warga juga memilih tinggal di sebuah bangunan kosong di Desa Singaraja sebagai tempat mengungsi. Mereka tidur hanya beralaskan tikar.
Bupati Indramayu, Anna Sophanah, hari ini memantau langsung kondisi para korban banjir di Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu, Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, dan Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat. Bupati berharap, para korban banjir bersabar menghadapi musibah tersebut.
"Kami berusaha untuk terus mendistribusikan bantuan," ucap Anna.