REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anas Urbaningrum sudah menghuni Rutan Kelas I Jakarta Timur Cabang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 10 Januari lalu. Hidup di balik teralis besi harus memisahkan Anas dengan sahabat-sahabatnya.
Anas menjelaskan, setelah lebih dari sepekan para sahabatnya beium diperbolehkan untuk menjenguk. Karena itu, ketika dia menjadi saksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (21/1), Anas tampak gembira. "Karena bisa bertemu dengan teman-teman," ujar mantan ketua umum Partai Demokrat tersebut.
Ketika datang ke pengadilan, satu sosok yang dicari Anas adalah Gede Pasek Suardika. Setelah sempat mendampingi sebelum tahanan, Anas belum berjumpa kembali dengan politisi Partai Demokrat itu.
Ia pun mengutarakan keinginannya untuk bertemu. "Saya harap Pak Pasek datang. Karena terus terang, saya rindu dengan Pak Pasek," ujar dia.
Tak lama kemudian, Anas harus menjadi saksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan di Hambalang dengan terdakwa Deddy Kusdinar. Saat Anas tengah berada di ruang sidang, Gede Pasek terlihat datang.
Politisi asal Bali itu duduk di salah satu kursi pengunjung sidang. Ia terlihat bersama beberapa rekan Anas lainnya.
Selepas persidangan, Anas ternyata mencari-cari Pasek. Keduanya bertemu dan terlihat berpelukan. Anas begitu senang bisa menemui temannya itu. "Saya bersyukur ketemu Pak Pasek di tempat ini karena sebelumnya Pak Pasek dan kawan-kawan itu belum bisa ketemu menjenguk saya," ujar dia.
Pasek pun tampak gembira setelah lama tak bisa bersua dengan Anas. Sepekan lebih tidak bertemu tampaknya begitu lama bagi dua aktivis di Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) itu.
"Kami merasa senang Mas Anas kelihatan sehat, senang seperti biasanya. Tampaknya pertapaannya cukup produktif untuk untuk masa depannya nanti," kata dia.
Anas berharap ke depan KPK bisa memberi kesempatan bagi rekannya untuk menjenguk di rutan. Minimal, untuk melepas rasa kangen.
Namun, setidaknya Anas bersyukur telah diberi kesempatan bertemu para sahabatnya, terutama Gede Pasek. "Alhamdulillah ketemu Pak Pasek di sini. Tidak mungkin saya ke pergi ke Bali untuk bertemu Pak Pasek atau bertemu ibunya," ujar Anas.