Sabtu 18 Jan 2014 16:09 WIB

Jalan Putus, Akses Evakuasi Korban Bencana di Manado Terhambat

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Hazliansyah
Suasana evakuasi korban sopir dr. Olwin di Manado, Kamis (16/1).
Foto: Machel R. Singkoh
Suasana evakuasi korban sopir dr. Olwin di Manado, Kamis (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Evakuasi korban bencana banjir bandang dan longsor di Sulawesi Utara (Sulut) masih terus berlanjut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada kendala dalam melakukan proses evakuasi korban tersebut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, petugas gabungan dan relawan masih melakukan proses evakuasi. Hingga Sabtu (18/1) siang, tercatat ada 18 korban meninggal dunia dan dua orang masih dinyatakan hilang. Ia menyebut kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.

"Karena ada beberapa tempat yang tidak bisa diakses karena jalan putus," kata dia, di Cikini, Jakarta, Sabtu.

Bencana di Sulut juga mengakibatkan 101 rumah hanyut dan setidaknya 10 ribu orang harus mengungsi. Sutopo mengatakan, ada enam kabupaten/kota yang terkena imbas besar akibat bencana. Diantaranya di Kota Manado, Kota Tomohon, Minahasa, dan Minahasa Selatan. Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya memberikan bantuan terhadap para korban.

Sutopo mengatakan BNPB menyiapkan dana siap pakai Rp 3,13 miliar untuk Pemerintah Daerah Sulut dan bantuan logistik peralatan seberat 57,2 ton. Pada Sabtu pagi, tiga pesawat Hercules TNI AU kembali diberdayakan untuk mengangkut bantuan. Rencananya satu pesawat lagi akan berangkat Ahad (19/1) untuk mengangkut, antara lain 1200 paket kidware, 4000 paket family kit, 2000 lembar tenda gulung, 1000 lembar tikar, juga paket kesehatan, pangan, serta sandang.

Sutopo mengatakan, BNPB, Pemda Sulut, akan melakukan koordinasi dengan enam pemerintahan kabupaten untuk menghitung besar kerugian akibat bencana. Dari situ, akan diperhitungkan besaran kebutuhan untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Akan ada pembangunan sektor infrastruktur, ekonomi, sosial, dan budaya.

"Dalam hal revitalisasi dan rekonstruksi adalah membangun pembangunan yang lebih baik," kata dia.

Menurut Sutopo, ke depan perlu ada penataan ruang yang lebih dari pemerintahan setempat untuk mencegah terjadinya bencana. Untuk saat ini, penanganan darurat masih terus dilakukan. Ia mengatakan, Menkokesra langsung terjun ke lokasi dan dalam waktu dekat Wakil Presiden Boediono juga akan melakukan peninjauan.

"Khususnya untuk persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement