REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meluncurkan buku 'Selalu Ada Pilihan' pada Jumat (17/1) malam. Pada hari tersebut, wilayah Jakarta dan beberapa tempat di tanah air dilanda banjir. Ia pun menjelaskan alasan peluncuran buku yang seolah bertepatan dengan musibah di beberapa daerah.
Awalnya, peluncuran buku hendak dilakukan pada akhir tahun lalu. Tetapi terpaksa dibatalkan karena banyak agenda kenegaraan yang harus diselesaikan. Contohnya persiapan akhir pemberlakuan BPJS Kesehatan awal tahun 2014.
"Sebenarnya, buku ini akan diluncurkan pada Desember tahun lalu tapi saya meminta ditunda karena pekerjaan rumah akhir tahun banyak antara lain pemerintah harus mengelola perekonomian nasional yang mendapatkan tekanan atau gejolak baru baik bersifat eksternal maupun internal. Kedua, kami harus merampungkan BPJS Kesehatan yang mesti diimplementasikan 1 Januari 2014," katanya.
Stafnya pun mencarikan cara dan jadwal yang kira-kira pas. Komunikasi dengan pihak JCC pun dilakukan. Akhirnya, pada 17 Januari 2014 dipilih karena di hari tersebut gedung bisa digunakan. "Staf kami berkomunikasi dengan JCC, kalau peluncurannya mundur dapatnya hari apa, dapatnya hari ini (17/1). Dan kebetulan masih ada banjir," katanya.
Presiden SBY meluncurkan buku setebal lebih dari 800 halaman. Buku tersebut ditulisnya sendiri. Ia menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan kelima di dunia yang menulis buku pada saat masih menjabat. Salah satu dari lima tokoh tersebut yakni Nelson Mandela.