REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Pergerakan tanah kembali melanda Kabupaten Majalengka. Kali ini, pergerakan tanah terjadi di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Satu keluarga yang menempati sebuah rumah di desa itupun terpaksa diungsikan.
Kepala Desa Sidakmukti, M Karwan, menjelaskan, pergerakan tanah menimbulkan retakan tanah sepanjang belasan meter dan kedalaman lebih dari 15 meter, dengan lebar retakan 4-40 cm.
"Ada satu keluarga yang terpaksa diungsikan karena retakan tanahnya masuk ke rumah itu," ujar Karwan, Kamis (16/1).
Karwan menerangkan, kondisi rumah milik warga itu cukup memprihatinkan. Bangunan rumah itu miring dan sejumlah dindingnya retak-retak. Bahkan, lantai rumah ikut terbelah dan meninggalkan celah yang cukup dalam.
"Warga khawatir pergerakan tanah akan terus meluas," kata Karwan.
Menurut Karwan, keresahan warga itu timbul karena puncak musim hujan masih terus berlangsung. Berdasarkan informasi, pergerakan tanah terjadi akibat curah hujan yang tinggi.
Kondisi itu menyebabkan daya serap tanah menjadi jenuh. Ditambah kondisi tanah yang gembur dengan morfologi berbentuk tapal kuda, sehingga beban tanah bertumpuk di salah satu sisi dengan kemiringan lebih dari 20 derajat.
"Tanah yang menutupinya ini hasil pelapukan batuan vulkanik lepas dan gembur," tutur Karwan.
Terpisah, Bupati Majalengka, Sutrisno, saat dikonfirmasi, mengaku belum mengetahui kondisi itu. Dia berjanji akan memanggil kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka.