REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ribuan warga dari berbagai daerah menyaksikan arak-arakan tiga gunungan Grebeg Maulud di kawasan Alun-Alun Utara Yogyakarta, Selasa (14/1). Grebeg Maulud itu digelar dalam rangka memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tiga gunungan yang dipersembahkan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut, diarak dari Ndalem Keraton melewati Alun-Alun Utara, menuju Halaman Masjid Agung Yogyakarta yang berada di sebelah barat Alun-Alun Utara.
Arak-arakan gunungan Grebeg Maulud yang berupa hasil bumi seperti kacang-kacangan serta buah-buahan yang selanjutnya menjadi rebutan masyarakat di halaman Masjid Agung, setelah sebelumnya didoakan penghulu keraton.
Warga asal Klaten, Jawa Tengah, Sumarjo mengaku bersama keluarga sudah dari pagi datang untuk melihat acara Grebeg Maulud yang digelar sebagai puncak pasar malam perayaan Sekaten (PMPS) di Alun-Alun Utara Yogyakarta.
"Sudah sejak pagi menunggu Grebeg ini, namun sudah banyak kerumunan warga yang ingin nonton, hanya bisa melihat dari jauh," katanya saat ditemui disela-sela kerumunan warga.
Namun, Sumarjo yang datang bersama istri dan dua anak tersebut mengaku gembira bisa menyaksikan arak-arakan gunungan Grebeg Maulud yang dirayakan setiap setahun sekali itu.
Warga lainnya, Parjo mengatakan, sudah setiap tahun menyaksikan arak-arakan gunungan Grebeg Maulud, karena selain sebagai hiburan bersama keluarga dengan menonton langsung bisa merasakan senang.
"Hanya nonton saja bersama anak-anak dan adik, kalau untuk rebutan gunungan nggak, soalnya di sana (halaman masjid) 'sesak' (berdesakan) kasihan anak-anak," ucap warga asal Sayegan Kabupaten Sleman.
Sebelum arak-arakan gunungan tersebut dimulai, acara diawali dengan parade prajurit keraton yaitu Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaheng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Nyutro, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Bugis dan Prajurit Surokarso.
Selain prajurit empat gajah besar yang ditunggangi prajurit Keraton turut memeriahkan acara Grebeg Maulud yang berjalan dari Ndalem Keraton melewati alun-alun utara menuju Masjid Agung Yogyakarta.
Setelah gunungan sampai di halaman Masjid Agung Yogyakarta, kerumunan warga mulai dari anak-anak hingga orang tua yang sudah menunggu sejak pagi acara itu berebut hasil bumi yang terdapat dalam gunungan.
Bagi warga Yogyakarta, apabila bisa mendapatkan hasil bumi dari gunungan Grebeg Maulud itu mempercayai akan memperoleh barokah, sehingga warga rela berdesakan untuk berebut gunungan itu.