REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Warga Ternate, Maluku Utara (Malut) merasa resah akibat sering terjadinya tawuran antar-kampung di wilayah tersebut. Tidak jarang tawuran menyebabkan timbulnya korban jiwa.
"Di Ternate ini sering sekali terjadi tawuran antar-kampung yang sampai mengakibatkan jatuhnya korban dan yang paling meresahkan kami karena dalam tawuran itu warga yang tidak bersalahpun ikut jadi sasaran," kata salah seorang tokoh masyarakat di Ternate, H. Mustari di Ternate, Senin.
Tawuran antar-kampung di wilayah Fitu pada bulan lalu misalnya. Sedikitnya enam orang warga setempat mengalami luka bacok, bahkan dua korban di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit di Manado, Sulawesi Utara, karena lukanya sangat parah.
Ia meminta kepada Pemkot Ternate dan aparat kepolisian setempat termasuk berbagai pihak terkait lainnya untuk lebih proaktif mencari solusi agar tawuran antar-kampung tidak lagi terjadi di daerah ini, terutama yang disertai pengrusakan dan jatuhnya korban.
Pemkot dan aparat kepolisian juga diminta untuk lebih serius mengatasi peredaran minuman keras di daerah ini, karena salah satu pemicu terjadinya tawuran tersebut adalah ulah sekelompok warga yang mabuk setelah mengkonsumsi minuman keras.
Kapolda Malut Brigjen Pol Sobri Effendy Surya sebelumnya mengakui bahwa pihaknya belum menemukan resep yang tepat untuk mengatasi terjadinya tawuran antar-warga di daerah ini. Namun demikian aparat kepolisian akan terus berupaya agar tawuran seperti itu tidak terjadi lagi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menempatkan personel polisi di setiap kelurahan untuk mendorong terciptanya kamtibmas yang kondusif sekaligus mengantisipasi setiap kejadian atau masalah di kelurahan bersangkutan yang berpotensi memicu terjadinya tawuran.
"Salah satu pemicu terjadinya tawuran atau tindakan kekerasan lainnya di Ternate dan wilayah lainnya di Malut selama ini adalah minuman keras, oleh karena itu aparat kepolisian terus mengintensifkan razia terhadap peredaran dan penyelundupan minuman keras di daerah ini," katanya