Kamis 09 Jan 2014 14:56 WIB

Elite PDIP: Mega-Jokowi 'Go A Head'

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Karta Raharja Ucu
Megawati Soekarnoputri bersama Joko Widodo.
Foto: Republika/Prayogi
Megawati Soekarnoputri bersama Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana mengusung Megawati Soekarno Putri dan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) kembali didengungkan elite PDI Perjuangan (PDIP). Megawati dan Jokowi dianggap mampu menjawab persoalan bangsa.

"Mega-Jokowi go a head," kata Ketua DPP PDIP, Effendi Simbolon ketika dihubungi ROL, Kamis (9/1).

Effendi mengatakan, Megawati merupakan figur yang konsisten menjalankan amanat konstitusi. Menurutnya, konsisten terhadap konstitusi sangat penting di tengah karut marut kebijakan yang dikeluarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Setelah sepuluh tahun oleh SBY negara ini dibuat karut marut kita harus kembali kepada figur yang kuat," ujarnya.

Di samping berjiwa konstitusional, Megawati juga dianggap Effendi sebagai figur yang demokratis. Megawati, kata Effendi membuka ruang yang lebar dalam proses regenerasi kepemimpinan di di aras partai maupun nasional.

"Di saat menjadi presiden Megawati menyelesaikan persoalan bangsa secara konstitusional. Walau kadang keputusan itu pahit," katanya.

Sementara Effendi menilai Jokowi sebagai kader yang berideologi. Dasar kepemimpinan Jokowi sudah diuji selama menjabat wali kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. "Dia kader yang punya ideologi kuat dan kepemimpinan teruji," ujarnya.

Effendi berujar, Jokowi dicintai rakyat karena rajin 'blusukan' menyambangi rakyat. Artinya, rakyat merasa memiliki pemimpin yang dekat dengan persoalan mereka sehari-hari. "Kalau Jokowi ada sebelum reformasi tidak akan ada desentralisasi dan otonomi," katanya.

Gaya kepemimpinan Mega yang konstitusional dan ideologis sangat tepat dipadukan dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang egaliter. "Mega-Jokowi bagus sekali. Go a head," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement