REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Taufik Basari, menyatakan kebakasan yang melanda Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Kampus UI Depok merupakan tragedi bagi kaum akademis.
"Tidak hanya kerugian material, namun yang lebih utama adalah kehilangan bahan-bahan penelitian yang sangat berguna," katanya, di Depok, Kamis (9/1). Menurut dia, apa gunanya universitas kalau tidak ada bahan dan hasil penelitian. Karena itu, dia berharap agar tragedi ini bisa menjadi bahan penelitian pencegahan bencana, sehingga tidak sampai terjadi lagi di UI dan universitas-universitas yang lain di Indonesia.
Ia mengatakan, gedung-gedung lain di seluruh universitas harus ditelaah lagi sistem keamanannya agar tidak lagi terjadi kebakaran yang sama. "Kita telah menemukan satu lubang, berangkat dari sini mari kita perbaiki semuanya," ujarnya.
Sementara itu Guru Besar Sosiologi FISIP UI Prof Bambang Shergy Laksmono mengatakan bahwa arsip, buku, dan semua rujukan ilmu Sosiologi yang selama ini terdokumentasi telah menjadi abu akibat kebakaran itu. Terdapat sekitar 5.000 arsip yang disimpan sejak tahun 1950-an di dalam ruang yang terbakar itu.
"Kerugian gedung bisa diukur dan dikembalikan dengan mudah ditopang asuransi, namun buku-buku yang menjadi warisan dan rujukan ilmu pengetahuan ini yang sulit diadakan kembali," katanya pula.
Bambang Shergy menyesalkan pembangunan fasilitas kampus itu yang tidak diproteksi menghadapi bencana kebakaran. Pihak departemen sudah merancang bangunan secara fungsional, estetis, dan aman dari bahaya pencurian, karena itulah banyak dipasang teralis di jendela ruangan.
Ia mengaku sangat terpukul atas kejadian kebakaran tersebut, karena Departemen Sosiologi sedang dalam masa relokasi di lantai 2 gedung C FISIP UI. Gedung yang akan diresmikan dua minggu lagi ini ludes terbakar di depan matanya. Sebelumnya, Rektor UI Muhammad Anis mengakui perawatan sejumlah gedung di lingkungan Kampus UI Depok kurang maksimal, sehingga banyak terjadi kerusakan maupun kebakaran. "Selama ini hanya 50 persen biaya untuk perawatan gedung," kata Anis.