REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Walhi Lampung mengingatkan jajaran pemerintah daerah dan semua pihak di daerah ini harus segera mengantisipasi ancaman terjadi banjir yang diprediksi akan berulang, bahkan bisa menjadi lebih parah pada musim hujan tahun ini.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung Bejoe Dewangga di Bandarlampung, Rabu, mengingatkan hujan yang datang saat ini akan disambut dengan ancaman banjir.
Menurut dia, kalimat tersebut merupakan realitas yang terjadi di Provinsi Lampung mengingat setiap musim hujan tiba, banjir akan datang.
Dia menyebutkan, catatan Walhi Lampung sejak bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014 terjadi banjir mencapai 10 kali di setiap wilayah pada 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
"Semua ini adalah dampak dari tata ruang wilayah dan pemanfaatan wilayah yang semata-mata hanya mengeksploitasi saja, tidak pernah memperhatikan dampak setelah eksploitasi itu," ujarnya lagi.
Dia menyebutkan, dari catatan dan pengamatan Walhi Lampung, wilayah-wilayah rawan bencana banjir di 15 kabupaten/kota di Lampung, seperti Kota Bandarlampung, Kabupaten Mesuji, Lampung Utara, Pringsewu, Lampung Selatan, dan Kabupaten Tulang Bawang, sedangkan wilayah rawan longsor adalah di Kabupaten Pesisir Barat dan Lampung Barat.
Kondisi tersebut, menurut Bejoe lagi, secara nyata merupakan dampak dari investasi rakus ruang.
"Masih terngiang di telinga kita, pada tanggal 22 Januari 2013 terjadi banjir bandang di Sungai Kaliawi, banjir dan longsor di Bukit Lungsir yang telah memakan korban jiwa dan kerugian materi cukup besar," katanya pula.
Hal itu, ujarnya, adalah akibat dari alih fungsi wilayah perbukitan menjadi perumahan dan perhotelan.
Kemudian, kata Bejoe lagi, baru-baru ini yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan banjir melanda persawahan berhektare-hektare yang menggenangi areal pertanian tanaman pangan dan merupakan sebuah fenomena yang mengejutkan karena wilayah tersebut adalah dataran rendah dan wilayah yang tertata oleh irigasi.
Namun, banjir berkata lain, katanya lagi, luapan air sungai-sungai yang membuat tergenang persawahan di daerah itu.
Ia justru menilai tanggap darurat bencana yang diberikan pemahaman kepada masyarakat untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB) masih minim sehingga ketika banjir datang atau longsor datang, masyarakat tidak memahami tanda-tanda tersebut.
Padahal, seharusnya masyarakat paham akan evakuasi dini dengan mengenali wilayah tempat tinggal mereka sebagai rawan banjir atau longsor, ujarnya lagi.
"Seharusnya pihak-pihak satuan kerja di bidang kebencanaan telah melakukan sosialisasi dan pemahaman terhadap evakuasi dini PRB itu," kata dia pula.
Oleh karena itu, Walhi Lampung mengingatkan masyarakat dan semua pihak untuk mewaspadai pada bulan Januari--Maret 2014 dengan prediksi curah hujan yang tinggi dan mencapai puncaknya agar terus berhati-hati karena setiap saat ancaman banjir dan longsor akan datang di sejumlah tempat di daerah ini.