REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai alasan. kerugian perusahaan tidak tepat dijadikan alasan Pertamina menaikan harga gas elpiji 12 kilogram. Hal ini karena dalam lima tahun terakhir Pertamina berhasil membukukan keuntungan yang lumayan.
"Bahkan Pertamina mencatatkan laba bersih terbesar dalam sejarah pada 2012 sebesar Rp 25,89 triliun," kata Sekretaris Jendral DPP PPP, Romahurmuziy, Ahad (5/1).
Pria yang biasa disapa Romi ini menyatakan BUMN seperti Pertamina tidak boleh hanya mengejar untung semata. Pertamina harus berfungsi sebagai pelayan masyarakat. "Jangan membandingkan sepenuhnya dengan swasta murni," ujarnya.
Romi juga mengkritik sikap Menteri ESDM, Jero Wacik yang mengaku tidak tahu dengan kebijakan Pertamina menaikan gas Elpiji 12 kilogram. Padahal menurut Romi komisaris Pertamina dijabat para Dirjen Kementrian ESDM yang notabene adalah bawahan Jero. "Demikian pula menteri BUMN yang dalam RUPS-nya telah mengesahkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2014 pastilah di dalamnya sudah termuat pendapatan dari bisnis LPG," kata Romi.