Ahad 05 Jan 2014 16:59 WIB

Polisi Siagakan Personelnya di Jembatan Pasupati Selama 24 Jam

Rep: Djoko Suceno/ Red: Nidia Zuraya
Jembatan Layang Pasupati, di Kota Bandung, Jawa Barat.
Foto: id.wikipedia.org
Jembatan Layang Pasupati, di Kota Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Jajaran Polrestabes Bandung kini punya tugas tambahan. Sejak kasus penusukan yang mengakibatkan tewasnya Taruna AAU, Sersan Taruna Andik Wahyu Hermawan (21 tahun), polisi terus menjaga jembatan layang Pasupati. Langkah tersebut dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada pengguna jembatan, khususnya pengendara sepeda motor di malam hari.

 

Dari pantauan ROL sejak beberapa pekan lalu, jembatan layang sepanjang dua kilometer lebih tersebut mulai dijaga polisi. Petugas berpakaian seragam berada di tepi  jembatan layang dengan menggunakan mobil patroli. Penjagaan tersebut dilakukan selama 24 jam. Mobil patroli tersebut mulai terlihat di Jl Dr Djunjunan (Pasteur) atau satu kilo meter sebelum masuk jembatan laying. Mereka terlihat memarkir kendaraannya denagn lambu sirine yang terus menyala.

Tak hanya di Jl Dr Djunjunan, di atas jembatan layang juga terlihat mobil patroli polisi terparkir tepat diatas kantor Biofarma (dari arah Pasteru menuju Gasibu). Dari arah sebaliknya, sebuah mobil patroli juga terparkir dengan lampu sirine menyala. Tak hanya mobil, sebuah motor milik polisi juga terparkir tepat di depan mobil tersebut.

‘’Saat saya mengantar istri ke bandara mobil patrol terlihat nongkrong di Jl Dr Djujunan. Itu sekitar jam 04.00 WIB,’’kata Teguh Handoyo (44 tahun) kepada ROL, Ahad (5/12).

Menurut Teguh, adanya mobil patrol polisi di jembatan Layang Paspati memberikan rasa aman kepada masyarakat pengguna jalan. Ia berharap patrol seperti ini bisa terus dilakukan polisi. ‘’Saya memberikan apresiasi kepada polisi yang berjaga di jembatan tersebut. Mudah-mudahan bisa seterusnya. Jangan hanya sementara karena ada kasus besar,’’ujar pegawai swasta penduduk Kelurahan Cikutra, Kota Bandung.

Apresiasi juga disampaikan oleh Iding Solihin (50), penduduk Jl Gagak, Kota Bandung. Setiap hari ia biasa menggunakan jalan Layang Paspati menuju Cimahi dengan menggendarai sepeda motor.

Sejak ramai kasus penusukan Iding mengaku tak berani melewati jalan layang tersebut karena takut menjadi korban penjahat jalanan. ‘’Tiap hari saya ke Cimahi pukul 03.00 WIB untuk mengantar dagangan. Sejak adanya patrol saya mulai berani lagi melewati jembatan tersebut,’’kata dia.

Kapolrestabes bandung, Kombes Pol Mashudi, berjanji akan terus mengerahkan anggotanya mulai dari tingkat Polsek untuk berpatroli di jembatan tersebut. Menurut dia, penempatan mobil patrol dan polisi di jembatan tersebut untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. ‘’Patroli harus dilakukan untuk memberikan rasa aman dan mencegah terjadinya kejahatan jalanan,’’kata perwira melati tiga yang baru sepekn menjabat Kapolrestabes Bandung ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement