Jumat 03 Jan 2014 16:29 WIB

Gas 12 Kg Tembus Rp 152 Ribu di Sumsel

Pekerja mengangkut tabung 12 kilogram berisi liquefied petroleum gas (LPG atau elpiji).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pekerja mengangkut tabung 12 kilogram berisi liquefied petroleum gas (LPG atau elpiji).

REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Harga elpiji dalam tabung isi ulang ukuran 12 kilogram di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan, naik drastis dari sebelumnya Rp 90 ribu-Rp100 ribu, kini menembus Rp 150 ribu per tabung.

"Informasi dari berita di televisi, penyebabnya Pertamina menaikkan harga elpiji itu per 1 Januari 2014, tetapi belum ada surat edaran dari pemerintah mengenai harga eceran tertinggi (HET)," kata Junai (45), pengecer elpiji di Pasar Baru Kelurahan Kemala Raja, di Baturaja, Jumat (3/1).

Meski  belum ada surat edaran dari pemerintah mengenai HET, sebagian agen di Ogan Komering Ulu (OKU) telah menaikkan harga jual. "Kami lihat berita di media dan televisi beberapa daerah di Sumsel sudah menyesuaikan, karena pihak Pertamina menaikkan harga elpiji sekitar Rp4 ribu per kilogram dari sebelumnya. Kami terpaksa mengikuti," katanya.

Bahkan, katanya, ada yang menjual gas ukuran 12 kg Rp 152 ribu per tabung. Kenaikan tersebut hanya terjadi pada tabung 12 kg, sedangkan gas ukuran tiga kg tidak mengalami perubahan masih harga lama sekitar Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per tabung.

Sementara Asna (35) warga Kelurahan Sukajadi mengaku tidak terlalu ambil pusing dengan kenaikan harga gas ukuran 12 kg, karena memakai tabung elpiji isi ulang tiga kg. "Dari dulu saya pakai tabung gas isi ulang ukuran tiga kg, karena selain lebih praktis, juga harganya terjangkau jika dibandingkan dengan gas ukuran 12 kg," katanya.

Hanya, kata dia, sejak beberapa bulan terakhir ada kekhawatiran konsumen terhadap gas tabung isi tiga kg, karena terkesan lebih sedikit dari biasanya. "Biasanya, tabung gas ukuran tiga kg yang saya gunakan bisa bertahan satu minggu lebih, tapi dalam beberapa bulan terakhir belum satu minggu isi tabung sudah habis. Padahal tidak ada penambahan pemakaian atau mungkin isinya sudah dikurangi," tuturnya.

Operation Head Pertamina Region II Depot Baturaja, Bimo Sagus Ariyanto saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya mengatakan, terkait masalah kenaikan harga elpiji tabung isi ulang 12 kg tidak mempunyai wewenang untuk memberikan keterangan. Pihak yang memiliki kapasitas memberikan keterangan masalah kenaikan harga elpiji tersebut adalah Kantor Marketing Operation Region II di Palembang.

"Saya mohon maaf, kalau soal gas saya tidak punya wewenang memberikan informasi karena merupakan kapasitas Operation Region II di Palembang," katanya.

Penasehat DPD Hiswanamigas Sumatera bagian Selatan, Junaidi Ramli secara terpisah di Palembang, menanggapi kenaikan harga elpiji menyatakan sebaiknya pihak Pertamina segera melakukan operasi pasar guna mencegah kelangkaan elpiji tabung isi tiga kg maupun 12 kg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement