REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan populasi warga dunia saat ini mencapai 7,3 miliar orang, sedangkan kapasitas bumi -- dengan segala daya dukung yang dimilikinya --diperkirakan hanya cukup untuk "melayani" sembilan miliar orang. Indonesia sendiri menyumbang lebih dari 200 juta orang yang menempatkannya pada posisi keempat penduduk terbesar dunia setelah India, Amerika Serikat, dan Cina.
"Dengan angka seperti itu, kondisi populasi penduduk dunia sudah membutuhkan ruang 1,5 luas bumi sekarang," papar Fasli Jalal, kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), pada Workshop dan Peluncuran Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/Kota Tahun 2010-2035 se-Sumatra Barat, di Grand Inna Muara, Kota Padang, Selasa (24/12).
Kembali mengutip data PBB, Fasli mengungkapkan, pada 2050 laju pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan mencapai 9,6 miliar atau mendekati angka 10 miliar orang. "Pada waktu itu kelak, kita membutuhkan tiga luas bumi sekarang. Padahal belum ditemukan planet baru yang cocok dihuni manusia seperti bumi," katanya.
Dengan dasar itulah semakin diperlukan kesadaran untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dunia, termasuk bagi Indonesia yang masih memiliki angka kelahiran cukup tinggi, yaitu 1,49 persen per tahun. "Idealnya 0,5 atau paling tinggi satu persen," ungkap Fasli.
Pertumbuhan penduduk yang terkendali sehingga tidak terjadi ledakan kelahiran (baby booming), diyakininya akan memudahkan program pembangunan kualitas sumber daya manusia berjalan efektif. Sedangkan tingginya angka penduduk bisa menimbukan rendahnya kualitas SDM, seperti buruknya aspek kesehatan dan pendidikan.